tirto.id - Autisme merupakan gangguan perkembangan pada diri anak yang amat kompleks.
Dilansir dari laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan, gangguan perkembangan kompleks ini terwujud dalam ketidakmampuan anak dalam berbagai bidang, seperti ketidakmampuan dalam komunikasi sosial, ketidakmampuan motorik kasar, motorik halus, serta ketidakmampuan berinteraksi secara sosial.
Berbagai gejala tersebut, membuat anak yang menderita autisme seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri.
Berbagai gejala itu sendiri dilatarbelakangi berbagai faktor yang sangat bervariasi, saling berkaitan dan sangat unik.
Untuk menyebut hal ini, beberapa ahli menggunakan istilah Spektrum Autisme atau Autistic Spectrum Disorder (ASD).
Menurut laman Kementerian Kesehatan RI, berdasarkan data dari Centre of Disease Control (CDC) di Amerika Serikat, diperkirakan prevalensi (angka kejadian) anak dengan Gangguan Spektrum Autisme pada 2018 adalah 1 dari 59.
Angka ini meningkat sekitar 15% dibandingkan pada 2014, yaitu 1 dari 68 anak.
Sedangkan menurut WHO, diprediksi ada sekitar 1 dari 160 anak-anak di dunia yang mengalami gangguan spektrum autisme.
Dari angka-angka itu, terlihat perlahan tapi pasti, jumlah anak yang mengalami gangguan perkembangan ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu, menurut laman Sehat Negeriku Kemkes, para orang tua hendaknya memahami, bahwa gejala autisme bersifat individual.
Artinya, gejala autisme itu amat berbeda antara anak yang satu dengan yang lainnya, meskipun sama-sama dianggap sebagai low functioning atau high functioning.
Jadi, orang tua harus tahu bahwa memang butuh kesabaran ekstra mengasuh dan mendampingi anak yang menderita autisme.
Cara Mendampingi dan Mengasuh Anak dengan Autisme
Untuk memberikan panduan sederhana tentang bagaimana mendampingi serta mengasuh anak dengan autisme, berikut adalah beberapa poin pentingnya, seperti dilansir dari laman University of Rochester Medical Center:
1. Tetap sabar
Anak dengan ASD seringkali memproses informasi lebih lambat ketimbang anak tanpa ASD. Anda mungkin perlu melambatkan tempo bicara Anda, dan mengikuti tempo bicara anak Anda.
Memberi jeda dalam waktu lama saat Anda berbicara dengan anak Anda mungkin akan sangat membantu anak Anda untuk bisa memahami apa yang sedang dibicarakan.
2. Ajari anak Anda bahwa marah itu adalah hal wajar
Anda harus mengajari anak Anda yang mengidap ASD bahwa tidak apa-apa bila ia ingin mengekspresikan rasa marahnya.
Mereka tidak perlu menyimpan rasa marah dan frustasi mereka di dalam diri. Namun, Anda juga harus mengajari bahwa rasa marah itu tidak perlu diekspresikan secara agresif.
3. Tetap gigih dan ulet
Jangan ‘baper’ atau jadi sensitif ketika anak Anda tidak merespon apa yang Anda katakan atau lakukan. Anak dengan ASD seringkali kesulitan untuk mengekspresikan, termasuk mengontrol emosinya.
4. Tetap positif
Anak yang mengidap ASD akan merespon secara positif, jika Anda juga selalu bersikap atau berpikir positif.
Berusahalah untuk terus membicarakan hal-hal positif. Ungkapkan secara tulus apresiasi Anda, kepada anak Anda, jika ia sudah bersikap baik.
5. Jangan pedulikan jika anak Anda cari-cari perhatian dengan cara yang kurang baik
Anak dengan ASD terkadang akan bersikap buruk untuk menarik perhatian Anda. Berusaha untuk tidak memedulikan hal itu, adalah hal terbaik yang bisa Anda lakukan.
Dan ingatlah, terus bicarakan hal-hal baik yang anak Anda lakukan, serta berilah reward kepada anak Anda jika ia sudah bersikap baik.
6. Berinteraksi lewat aktivitas fisik
Sering-seringlah berinteraksi secara fisik kepada anak Anda yang mengidap ASD.
Anak dengan ASD cenderung memiliki fokus perhatian yang sangat singkat, oleh karena itu, terkadang sangat sulit untuk bisa berkomunikasi secara verbal dengan anak yang mengidap ASD.
7. Berikan kasih sayang sepenuhnya dan rasa hormat
Beberapa anak dengan ASD membutuhkan afeksi secara fisik yang lebih intens ketimbang anak tanpa ASD.
Namun, banyak juga yang sama sekali tidak menyukai sentuhan. Oleh karena itu, hormati ruang privat anak Anda. Jangan memaksakan afeksi fisik jika anak Anda tidak berkenan.
8. Tetap yakin
Tetap yakin dan percaya bahwa anak Anda adalah pribadi yang unik dan pasti memiliki berbagai kelebihan yang bisa dikembangkan, dan dilatih terus menerus.
9. Belajar dari anak Anda
Banyak pelajaran berharga yang bisa Anda ambil dari anak Anda. Dengan keunikannya itu akibat ASD, anak Anda melihat dunia dengan caranya sendiri. Dari sinilah Anda bisa belajar tentang dunia dari perspektif anak And.
10. Perhatikan diri Anda sendiri terlebih dahulu
Bukan perkara mudah mendampingi dan mengasuh anak dengan ASD. Oleh karena itu, Anda harus memperhatikan kesejahteraan diri Anda sendiri terlebih dahulu, sebelum memberikan perhatian penuh kepada anak Anda.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno