Menuju konten utama

Kesepakatan Ekspor Listrik ke Singapura akan Diteken di ISF 2024

Rencana ekspor listrik dari Indonesia ke Singapura akan dibahas dalam International Sustainability Forum.

Kesepakatan Ekspor Listrik ke Singapura akan Diteken di ISF 2024
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, dalam acara bersama Katadata Green, Jakarta, Senin (5/8/2024). (Tirto.id/Faesal Mubarok)

tirto.id - Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin, mengungkapkan salah satu hal yang menjadi bahasan dalam International Sustainability Forum (ISF) adalah terkait rencana ekspor listrik dari Indonesia ke Singapura. Setelah kesepakatan didapat, pemerintah Indonesia dan Singapura bakal langsung meneken nota kesepahaman (MoU) dalam forum keberlanjutan yang akan digelar pada 5-6 September 2024 itu.

"Ada beberapa yang menurut kami akan besar, yaitu satu rencananya pemberian conditional license untuk ekspor listrik ke Singapura," ujarnya, dalam Konferensi Pers ISF 2024, di Kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2024).

Rachmat menjelaskan, conditional license atau lisensi bersyarat menjadi salah satu syarat perizinan ekspor listrik ke Singapura. Sampai saat ini, telah ada beberapa perusahaan yang mendapatkan conditional approval atau persetujuan syarat dan selanjutnya akan mendapat lisensi bersyarat dari pemerintah Singapura.

“Itu yang kami harapkan, kemudian sebenarnya masih ada beberapa perusahaan lagi yang lainnya yang saat ini juga lagi berupaya untuk mendapatkan conditional approval dari pemerintah Singapura,” imbuhnya.

Nilai dari kesepakatan ekspor listrik ini, lanjut Rachmat, dapat mencapai jutaan dolar Amerika Serikat (AS). Meski begitu, pihaknya belum bisa mengungkapkan nilai pasti dari kerja sama ini.

Namun, ekspor listrik dengan sumber tenaga surya ini dipastikan bakal dimulai pada akhir 2027 atau awal 2028. Karenanya, sebelum itu pemerintah harus menyelesaikan pekerjaan rumah berupa pembuatan jalur kabel untuk mengirimkan listrik ekspor ke Singapura.

"Dan ini juga yang tidak kalah pentingnya karena ekspor listrik ke Singapura ini, kita menyampaikan bahwa golnya selain memberikan, bekerjasama atau mengekspor listrik atau elektron, proyek ini harus menggunakan solar modul atau modul surya, panel surya, dan baterai yang diproduksi di Indonesia," jelas Rachmat.

Sebelumnya, Rachmat pernah menjelaskan, ekspor listrik hijau dinilai akan menciptakan ekosistem industri tersendiri, termasuk lapangan pekerjaan. Pasalnya, kebutuhan listrik ekspor harus diproduksi oleh tenaga surya buatan Indonesia, dengan sistem penyimpanan baterai buatan Indonesia pula.

“Jadi ini mungkin juga akan menarik investasi sekitar puluhan miliar dolar,” katanya dalam acara Artificial Intelligence Institute for Progress (AIIP) Launch Day, di Jakarta, Selasa (6/8/2024).

Baca juga artikel terkait LISTRIK atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Anggun P Situmorang