Menuju konten utama

Indonesia Bakal Ekspor Listrik Hijau ke Singapura Mulai 2028

Pemerintah berkomitmen untuk dapat mengubah semua kekayaan alam menjadi sebuah produk yang dapat membuka lapangan pekerjaan ramah lingkungan.

Indonesia Bakal Ekspor Listrik Hijau ke Singapura Mulai 2028
Petugas melakukan pengawasan mesin pengolahan sampah menjadi energi listrik pada instalais pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) Putri Cempo di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (15/7/2023). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.

tirto.id - Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, mengungkapkan Indonesia akan mulai mengekspor listrik hijau ke Singapura pada 2027-2028. Ini sebagai salah satu upaya pemerintah untuk memaksimalkan potensi ekonomi hijau nasional.

“Kami juga memiliki komitmen untuk mengekspor listik ramah lingkungan. Awalnya kita ekspor batu bara, kita ekspor gas alam, sekarang kita bisa ekspor energi hijau. Semoga pada tahun 2027-2028 hal ini dapat terwujud,” katanya dalam acara Artificial Intelligence Institute for Progress (AIIP) Launch Day, di Jakarta, Selasa (6/8/2024).

Menurut Rachmat, ekspor listrik hijau dinilai akan menciptakan ekosistem industri tersendiri, termasuk lapangan pekerjaan. Pasalnya, kebutuhan listrik ekspor harus diproduksi oleh tenaga surya buatan Indonesia, dengan sistem penyimpanan baterai buatan Indonesia pula.

“Jadi ini mungkin juga akan menarik investasi sekitar puluhan miliar dolar,” tambahnya.

Sementara itu, dengan segala kekayaan alam, mineral, hingga energi terbarukan, pemerintah berkomitmen untuk dapat mengubah semua kekayaan itu menjadi sebuah produk yang dapat membuka lapangan pekerjaan ramah lingkungan.

Pada akhirnya, tambah Rachmat, kekayaan alam diharapkan dapat diubah pula untuk mendongkrak kemakmuran ekonomi Indonesia.

“Beberapa potensi tersebut telah terwujud. Kami memiliki banyak kolaborasi dengan komunitas internasional, misalnya, untuk melakukan dekarbonisasi. Jadi kami memiliki komitmen hanya dari 10 entitas, Denmark dan Norwegia, untuk berinvestasi pada listrik ramah lingkungan melalui kemitraan transisi energi yang adil, misalnya,” jelas Rachmat.

Pada saat yang sama, untuk mencapai target nol emisi pada 2060, pergeseran aktivitas ekonomi menjadi perekonomian yang lebih ramah lingkungan juga tengah dilakukan. Tidak hanya itu, ekonomi digital juga penting dioptimalisasi untuk mendongkrak perekonomian nasional.

Meski begitu, untuk mewujudkan hal-hal tersebut, dibutuhkan partisipasi tidak hanya dari pemerintah, namun juga sektor swasta dan juga seluruh masyarakat.

“Kita harus terus membangun. Semakin banyak infrastruktur digital, membangun fiber optic, membangun tower 4G, 5G. Kita juga perlu memastikan bahwa ekonomi digital terus berkembang. Lebih banyak unicorn, lebih banyak perusahaan, dan semoga di lebih banyak sektor,” harap Rachmat.

Baca juga artikel terkait ENERGI TERBARUKAN atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Flash news
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Irfan Teguh Pribadi