tirto.id - Zinedine Zidane telah mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi pelatih Real Madrid, Kamis (31/5/2018) waktu setempat. Yang membuat segalanya mengejutkan, keputusan ini diambil Zidane hanya lima hari setelah dirinya sukses membawa El Real menjuarai Liga Champions untuk kali ketiga secara beruntun.
Media raksasa Spanyol, Marca mengibaratkan kepergian Zidane yang secara mendadak seperti sebuah bom yang meledak di ruang ganti. Pasalnya, kabar mengenai kepergian pelatih asal Prancis itu benar-benar tak terendus oleh sebagian besar media dan terjadi secara mengejutkan.
"Berita itu sangat tidak terduga dan seolah meninggalkan tim seperti seorang yatim piatu, tanpa pelatih yang membawa mereka memenangkan hat-trick Liga Champions bersejarah, dan yang mendapat berbagai penghormatan serta kekaguman karenanya," tulis Marca dalam salah satu artikelnya.
Perasaan terkejut rupanya tak hanya dialami media-media di Spanyol. Di pihak Real Madrid, presiden klub Florentino Perez mengaku terkejut pula. Menurut penuturannya, Perez sendiri baru mendapat kabar pengunduran diri tersebut sehari sebelum Zidane mengumumkannya secara terbuka. Perez bahkan mengatakan jika dirinya sebenarnya ingin mempertahankan Zidane di kursi kepelatihan Real Madrid melebihi siapapun.
"Seperti yang dapat Anda bayangkan, setelah memenangkan gelar Eropa terakhir, ini adalah keputusan yang tak terduga. Ini adalah hari yang sedih bagi saya, untuk para pemain, serta siapapun yang terlibat dalam klub. Tapi [saya rasa] dia tahu bahwa saya ingin mempertahankannya lebih dari siapapun, sebagai pemain maupun sebagai pelatih," ungkap Perez seperti dikutip situs resmi klub.
Rapor Tak Layak Jadi Alasan
Kompetisi Main Menang Seri Kalah Gol Bobol Persentase Menang Liga Spanyol 96 68 18 10 263 101 70.8 Liga Champions 33 22 7 4 78 37 66.7 Copa Del Rey 12 6 4 2 33 15 50 Piala Dunia Antarklub 4 4 0 0 9 3 100 Piala Super Eropa 2 2 0 0 5 3 100 Piala Super Spanyol 2 2 0 0 5 1 100 Total 149 104 29 16 393 160 69.8
Respons terkejut berbagai pihak merupakan hal wajar, mengingat bagusnya rapor Zidane selama melatih Real Madrid. Jika dipandang secara utuh, rapor Zidane bahkan tak layak dijadikan "alasan" untuk mundur dari posisinya di Real Madrid.
Pada Liga Champions misalnya, menurut data BBC Sport, di era kepelatihan Zidane Real Madrid hanya menelan empat kekalahan dari total 33 pertandingan. Rapor tak kalah mentereng terjadi di Piala Dunia Antarklub, serta Piala Super Eropa dan Spanyol. Dalam tiga kompetisi tersebut, Real Madrid tak pernah kalah dan bahkan selalu menang.
Di Liga Spanyol sendiri, Zidane menghasilkan persentase kemenangan di atas 70 persen. Terlepas dari kegagalan Real Madrid meraih hasil positif pada musim terakhirnya, catatan ini jelas tak dapat dianggap buruk.
Dalam hal gelar, sosok yang juga pernah memperkuat Juventus saat masih berkarier sebagai pemain sepakbola itu jelas tak kurang pencapaian. Jika dihitung, dalam periode dua setengah musim melatih El Real, Zidane mempersembahkan total sembilan trofi. Rinciannya antara lain tiga gelar Liga Champions, dua Piala Super Eropa, dua Piala Dunia Antarklub, satu Liga Spanyol, dan satu Piala Super Spanyol.
Zidane Sudah Merencanakan
Jika diruntut secara saksama, Zidane sudah mengindikasikan pengunduran diri sejak semifinal Liga Champions. Pada konferensi pers jelang laga leg kedua melawan Bayern Munchen, ia sempat menyinggung perihal masa depannya di Madrid. Walau belum memberi isyarat bakal mundur, sang pelatih menegaskan jika masa depannya sama sekali tak akan dipengaruhi oleh berhasil atau tidaknya Real Madrid mengamankan tiga gelar beruntun.
"Itu [masa depan saya] tidak terkait dengan keberhasilan memenangkan Liga Champions," ungkap Zidane.
Zidane sendiri meninggalkan semua interpretasi kepada masing-masing pribadi. Menurutnya, siapapun berhak menilai keputusannya mengundurkan diri dari posisi pelatih Real Madrid. Walau demikian, bagi dirinya sendiri keputusan meninggalkan Santiago Bernabeu setelah tiga musim pengabdian sebagai pelatih adalah hal yang tepat.
"Ini adalah keputusan saya setelah tiga tahun. Orang dapat berpikir yang lain, tapi saya pikir ini adalah waktu yang tepat. Jika saya tidak melihat kami terus menang, dalam sebuah musim kompetisi apapun bisa terjadi. Tapi jika saya tidak mendapat gambaran, lebih baik saya mundur daripada melanjutkan tapi tidak melakukannya dengan baik," pungkas sang pelatih.
Zidane merupakan salah satu ikon penting di Real Madrid. Sebelum duduk di kursi kepelatihan dan memberikan tiga gelar Liga Champions beruntun, ia juga tercatat pernah membela El Real sebagai pemain sepakbola profesional. Berbagai trofi ia raih untuk klub asal Spanyol tersebut, mulai dari gelar domestik hingga Liga Champions pada musim 2001-2002.
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan