tirto.id - PDI Perjuangan (PDIP) resmi memecat Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, serta Bobby Nasution, dari keanggotaan partai, pada Senin (16/12/2024). Keputusan tersebut sekaligus mengakhiri tarik-ulur yang terjadi antara PDIP dengan keluarga Presiden RI 2014-2024 itu.
Keputusan pemecatan keluarga Jokowi dari partai banteng disampaikan Ketua Bidang Kehormatan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Komarudin Watubun. Ia membacakan secara berurutan surat pemecatan yang masing-masing bernomor 1649, 1650, dan 1651.
“Saya mendapat perintah langsung dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk mengumumkan secara resmi, sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Partai di depan seluruh jajaran ketua DPD partai seluruh Indonesia,” kata Komarudin seperti dikutip dari Antara.
Terhitung sejak pemecatan itu, maka segala sesuatu yang dilakukan Jokowi, Gibran, maupun Bobby, sudah tidak ada kaitannya dengan PDIP.
“Terhitung setelah dikeluarkannya surat pemecatan ini, maka PDI Perjuangan tidak ada hubungan, dan tidak bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dilakukan saudara,” ucap Komarudin membacakan surat pemecatan.
Alasan PDIP Pecat Jokowi, Gibran, dan Bobby
Telah jadi rahasia umum bahwa Jokowi sudah tidak akur dengan PDIP dalam beberapa waktu ini. Sebelum surat pemecatan dibacakan Senin (16/12/2024), PDIP juga telah menyatakan sikapnya melalui Sekretaris Jenderal (Sekjen) partai, Hasto Kristiyanto beberapa waktu lalu.
"Saya tegaskan kembali Bapak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan," kata Hasto dalam konferensi pers di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu (4/12/2024).
PDIP menjelaskan, pemecatan terhadap Jokowi, Gibran, dan Bobby dilakukan sebagai sanksi yang diberikan oleh partai kepada mereka. Keluarga Jokowi dipecat berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.
“Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan, akan ditinjau kembali dan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya,” kata Komarudin, Senin (16/12/2024).
Tarik Ulur PDIP dengan Keluarga Jokowi
Sebelum ini, drama Keluarga Sumber Solo vs PDIP tersebut terlihat jelas pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ketika itu, Jokowi yang masih menjabat sebagai Presiden RI, mulai menunjukan dukungannya terhadap pasangan calon (Paslon) Prabowo Subianto-Gibran, yang didukung Koalisi Indonesia Maju (KIM). Sedangkan PDIP mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Pun dengan Gibran, yang sebelumnya merupakan Wali Kota Solo. Ia sendiri menjadi lawan paslon PDIP di Pilpres 2024. Sebelum dipasangkan dengan Prabowo, Gibran sempat ditawari sebagai tim pemenangan Ganjar di Pilpres 2024.
Sedangkan Bobby Nasution, baru-baru ini maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 Sumatera Utara (Sumut). Ia menjadi lawan dari incumbent Edy Rahmayadi, yang diusung PDIP.
Sementara itu, ketidakakuran keluarga Jokowi dengan PDIP makin kentara selama Pilkada 2024. Jokowi secara terang-terangan menunjukan dukungan kepada paslon-paslon yang menjadi lawan PDIP. Beberapa kali, Jokowi turun langsung dalam kampanye.
Di Pilkada Jateng 2024, Jokowi mendung Ahmad Luthfi, sedangkan PDIP mengusung Andika Perkasa. Begitu juga di Jakarta, Jokowi mendukung Ridwan Kamil, sedangkan PDIP mengusung Pramono Anung.
Selanjutnya, di Pilkada Solo, Jokowi menyatakan dukungan pada Respati Ardi, yang notabene merupakan lawan dari Teguh Prakosa di pihak PDIP. Hal unik juga terjadi di Pilkada Karanganyar, saat Jokowi mendukung Ilyas Akbar Almadani, yang merupakan anak dari bupati sebelumnya Juliyatmono.
Ilyas ketika itu diusung Partai Golkar dan sejumlah partai lain. Menariknya, lawan Ilyas ialah Rober Christanto, tidak hanya diusung PDIP. Rober juga mendapatkan dukungan dari partai-partai KIM Plus seperti PKS dan Gerindra.
Meski drama Jokowi dan PDIP sudah berlangsung cukup lama, pemecatan dilakukan baru-baru ini. Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif Deddy Yevri Hanteru Sitorus mengungkapkan alasan partainya tak segera memecat Jokowi dan keluarga.
"Kita memiliki nilai etik dan moralitas politik untuk menjaga martabat Jokowi sebagai presiden yang harus dihormati semasa menjabat," kata Deddy.
"Jadi tentu yang terbaik adalah melakukan pemecatan setelah semua kontestasi politik selesai. Sehingga jelas dan tegas bahwa proses ini semata-mata untuk menegakkan aturan dan disiplin partai," tambah Deddy.
Sebelumnya, Jokowi selalu diusung PDIP sejak menjadi Wali Kota Solo (2005-2012), Gubernur DKI Jakarta (2012-2014), serta Presiden RI (2014-2024). Jokowi diketahui menjadi kader PDIP sejak 2014.
Berikutnya putra Jokowi, yaitu Gibran bergabung ke PDIP pada 2019. Ia maju di Pilkada Solo 2024 hingga menjadi AD1 pada 2021-2024. Sedangkan menantu Jokowi, Bobby bergabung ke PDIP pada 2020. Bobby menjadi Wali Kota Medan sejak 2021 melalui PDIP.
Dari keluarga Jokowi yang terjun ke politik, hanya Kaesang Pangarep yang tidak bergabung dengan PDIP. Kaesang justru bergabung ke PSI pada 2023 lalu dan setelahnya putra bungsu Jokowi itu ditetapkan sebagai Ketua Umum PSI 2023-2028.
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Dipna Videlia Putsanra