Menuju konten utama

Kenapa Google Doodle Rayakan Pramoedya Ananta Toer Hari Ini?

Secara mengejutkan Google Doodle pada Senin (6/2/2017) menampilkan gambar Pramoedya Ananta Toer.

Kenapa Google Doodle Rayakan Pramoedya Ananta Toer Hari Ini?
Pramoedya Ananta Toer. [Foto/ist]

tirto.id - Dalam tampilan Google Doodle, Senin (6/2/2017) nampak lelaki tua berkacamata tengah mengetik dengan mesin ketik manual. Sementara sebagai latar, nampak susunan huruf seperti di mesin ketik dengan variasi huruf G-O-O-G-L-E.

Bila kursor diarahkan pada tampilan itu muncul pemberitahuan "Hari Lahir Pramoedya Ananta Toer ke-92".

Pram--demikian ia akrab disebut--memang lahir di Blora pada 6 Februari 1925.

Namanya tersohor karena menuliskan Tetralogi Buru: Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca. Di tetralogi itu ia bercerita tentang seorang pemuda bernama Minke dalam arus sejarah Hindia Belanda pada awal abad ke-20.

Belakangan dalam biografi "Sang Pemula", Pram menuturkan bahwa Minke merupakan representasi dari tokoh bernama Tirto Adi Suryo. Tirto diketahui merupakan salah satu tokoh perintis pers Indonesia.

Namun Pram tak hanya menulis Tetralogi Buru dan Sang Pemula saja, setidaknya ia telah melahirkan karya sastra lebih dari 50 karya dalam berbagai bentuk dari novel hingga naskah drama. Pram penulis produktif di zamannya. Karya-karyanya pula telah diterjemahkan dalam 41 bahasa asing.

Selain pernah ditahan selama 3 tahun pada masa kolonial dan 1 tahun pada masa Orde Lama, selama masa Orde Baru Pramoedya merasakan 14 tahun ditahan sebagai tahanan politik tanpa proses pengadilan (13 Oktober 1965 - Juli 1969, Juli 1969 - 16 Agustus 1969 di Pulau Nusakambangan, Agustus 1969 - 12 November 1979 di Pulau Buru, November - 21 Desember 1979 di Magelang).

Ia dilarang menulis selama masa penahanannya di Pulau Buru, namun tetap mengatur untuk menulis serial karya terkenalnya yang berjudul Bumi Manusia, serial 4 kronik novel semi-fiksi sejarah Indonesia.

Atas kiprahnya dalam dunia kepenulisan, Pramoedya meraih Ramon Magsaysay Award untuk Jurnalisme, Sastra, dan Seni Komunikasi Kreatif pada 1995. Ia juga telah dipertimbangkan untuk Hadiah Nobel Sastra.

Pram juga memenangkan Hadiah Budaya Asia Fukuoka XI 2000 dan pada 2004 Norwegian Authors' Union Award untuk sumbangannya pada sastra dunia. Ia menyelesaikan perjalanan ke Amerika Utara pada 1999 dan memperoleh penghargaan dari Universitas Michigan.

Penghargaan ini adalah pengakuan dan penghargaan terhadap perorangan dan organisasi di Asia tanpa mempertimbangkan ras, agama, jenis kelamin, atau kebangsaan. Para penerima penghargaan ini telah memperlihatkan keunggulannya dalam bidang-bidang mereka masing-masing dan telah membantu sesama dengan setulusnya tanpa mengharapkan ketenaran publik.

Pramoedya telah menulis banyak kolom dan artikel pendek yang mengkritik pemerintahan Indonesia terkini. Ia menulis buku Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer, dokumentasi yang ditulis dalam gaya menyedihkan para wanita Jawa yang dipaksa menjadi wanita penghibur selama masa pendudukan Jepang.

Banyak dari tulisannya menyentuh tema interaksi antarbudaya; antara Belanda, kerajaan Jawa, orang Jawa secara umum, dan Tionghoa. Banyak dari tulisannya juga semi-otobiografi, di mana ia menggambarkan pengalamannya sendiri. Ia terus aktif sebagai penulis dan kolumnis hingga akhir hidupnya.

Baca juga artikel terkait PRAMOEDYA ANANTA TOER atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Teknologi
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Maya Saputri