Menuju konten utama

Kenapa Film Snow White 2025 Kena Cancel Penonton Global?

Film Snow White versi live-action terbaru dari Disney yang rilis pada 19 Maret 2025 menghadapi kritikan dan boikot penonton global.

Kenapa Film Snow White 2025 Kena Cancel Penonton Global?
Snow White Live Action. youtube/Disney

tirto.id - Film Snow White versi live-action dari Disney yang tayang di berbagai bioskop termasuk di Indonesia pada 19 Maret 2025 menghadapi tantangan besar sebelum akhirnya menyapa layar lebar.

Alih-alih disambut antusias, film yang dibintangi oleh Rachel Zegler dan Gal Gadot ini justru mendapat banyak penolakan dari penonton global.

Deretan kontroversi yang menyertai proyek ini membuat sebagian besar masyarakat memilih untuk memboikotnya, bahkan sebelum film ini resmi tayang.

1. Perubahan Cerita yang Bikin Fans Kecewa

Salah satu alasan utama mengapa Snow White 2025 menuai penolakan adalah perubahan besar pada jalan ceritanya. Disney memutuskan untuk menghadirkan film Snow White dengan sudut pandang yang lebih modern, meninggalkan beberapa elemen klasik yang sudah sangat melekat di hati penggemar.

Sutradara Marc Webb mengatakan bahwa film ini adalah "kesempatan untuk menceritakan mitologi Snow White yang disesuaikan dengan masa kini."

Dalam wawancara dengan Variety, Rachel Zegler juga mengungkapkan bahwa asal usul nama Snow White di film ini berbeda dari versi animasinya. Sebelumnya nama itu mengacu pada kulit yang seputih salju, kini Snow White dinamai karena ia selamat dari badai salju saat masih bayi.

Banyak pihak menganggap perubahan ini menghilangkan esensi dari kisah asli yang telah dikenal selama puluhan tahun.

2. Isu Stereotip Karakter Tujuh Kurcaci

Kontroversi lain datang dari penampilan karakter tujuh kurcaci. Aktor Peter Dinklage, yang juga dikenal karena perannya di Game of Thrones, secara terbuka mengkritik Disney karena mempertahankan stereotip lama terkait dwarfisme.

Dilansir dari The Guardian (25/01/2022), Dinklage menyebut Disney "munafik" karena di satu sisi berusaha memodernisasi kisah Snow White, tapi di sisi lain tetap menampilkan karakter tujuh kurcaci yang tinggal terisolasi di dalam gua.

Menanggapi kritik ini, Disney sempat menyatakan bahwa mereka telah berkonsultasi dengan komunitas dwarfisme untuk menciptakan representasi yang lebih inklusif. Namun, bagi banyak pihak, usaha itu dirasa tidak cukup.

3. Pro Kontra tentang Pemeran Utama

Keputusan Disney memilih Rachel Zegler sebagai Snow White juga menjadi sumber perdebatan. Rachel adalah aktris berdarah Kolombia yang memiliki kulit berwarna sawo matang.

Hal ini memicu perbincangan tentang keaslian penggambaran karakter Snow White yang selama ini dikenal sebagai gadis berkulit seputih salju. Walaupun banyak pihak mendukung keberagaman dalam industri film, sebagian fans merasa perubahan ini tidak sesuai dengan karakter aslinya.

Selain itu, keterlibatan Gal Gadot sebagai Evil Queen juga menuai kecaman, terutama dari kelompok pro-Palestina.

Sebaliknya, Rachel Zegler justru diketahui mendukung Palestina secara terbuka, yang membuat kolaborasi mereka dianggap kontradiktif oleh banyak pihak.

4. Pernyataan Rachel Zegler yang Menuai Kritik

Rachel Zegler juga menuai kritik akibat komentarnya tentang film animasi Snow White rilisan 1937.

Di acara Disney’s D23 Expo tahun 2022, Zegler pernah menyebut cerita orisinal Disney sudah "ketinggalan zaman" dan menggambarkan pangeran sebagai "penguntit" karena mencium Snow White tanpa persetujuannya.

“Kartun aslinya keluar tahun 1937 dan sangat jelas begitu. Ada fokus besar pada kisah cintanya dengan pria yang benar-benar menguntitnya. Aneh, aneh,” katanya, dikutip dari New York Post (19/03/2025).

Dalam versi live-action 2025 ini, karakter Snow White digambarkan jauh lebih mandiri dan tidak lagi mengandalkan pangeran untuk menyelamatkannya.

Meskipun pendekatan ini dinilai progresif oleh sebagian kalangan, banyak fans merasa bahwa perubahan tersebut justru menghapus nilai-nilai klasik yang membuat kisah Snow White begitu dicintai.

5. Gala Premiere yang Tertutup dan Sepi

Semua kontroversi ini tampaknya berdampak besar pada promosi film. Disney hanya menggelar gala premiere secara tertutup di El Capitan Theatre, Hollywood, tanpa red carpet dan tanpa mengundang banyak media besar seperti biasanya.

Bahkan hingga kini, Disney belum memberikan penjelasan resmi mengenai keputusan tersebut.

Baca juga artikel terkait FILM atau tulisan lainnya dari Febriyani Suryaningrum

tirto.id - Film
Kontributor: Febriyani Suryaningrum
Penulis: Febriyani Suryaningrum
Editor: Yantina Debora