Menuju konten utama

Kenapa Bandara Supadio Kalbar Diubah Jadi Domestik?

Bandara Supadio Kalbar diubah statusnya dari internasional menjadi domestik. Simak keterangan lengkap dan apa alasannya.

Kenapa Bandara Supadio Kalbar Diubah Jadi Domestik?
Petugas memasukkan barang penumpang ke dalam bagasi pesawat di Bandara Internasional Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat (6/10/2023). ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/tom.

tirto.id - Bandar Udara (Bandara) Supadio di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) diubah statusnya dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Apa alasan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengubah status Bandara Supadio?

Penetapan perubahan status Bandara Supadio tercantum dalam Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 31 Tahun 2024 tentang Penetapan Bandar Udara Internasional.

Kemenhub secara total menetapkan 17 bandara di Indonesia sebagai bandara internasional. Berdasarkan Keputusan Menteri (KM) 31 Tahun 2024, Bandara Supadio kini beralih status dari internasional menjadi domestik.

Bandara Supadio terletak di Limbung, Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar). Mereka berada di bawah pengelolaan PT. Angkasa Pura II. Selama ini, Bandara Supadio melayani rute domestik menuju Surabaya, Jakarta, Ketapang, Sintang, Sepinggan, Yogyakarta, dan Batam.

Bandara Supadio memiliki luas area 528 Ha. Nama bandara diambilkan dari seorang perwira TNI AU, Letnan Kolonel Supadio. Ia gugur setelah mengalami kecelakaan pesawat bersama Kolonel (PNB) Nurtanio Pringgoadisuryo tahun 1966 di Bandung.

Alasan Perubahan Status Bandara Supadio Kalbar

Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, menjelaskan alasan terkait perubahan status Bandara Supadio Kalbar dari Bandara Internasional menjadi Bandara Domestik.

Keputusan tersebut memang turut membuat pihaknya kecewa. Akan tetapi, ia memahami pemerintah pusat memiliki pertimbangan tersendiri dalam membuat ketentuan.

Salah satunya, menurut Harisson adalah kunjungan masyarakat Kalbar ke luar negeri ternyata lebih banyak jika dibandingkan angka wisatawan mancanegara yang memasuki Kalbar.

Hal ini lantas menjadi alasan utama kenapa status Bandara Supadio beralih menjadi domestik. Catatan tersebut, berdasarkan keterangan Pj Gubernur Kalimantan Barat, ternyata bisa berdampak pada devisa negara.

"Dengan adanya keputusan tentu kita kecewa ya. Namun, keputusan ini juga harus dipahami bahwa pemerintah pusat mempertimbangkan kunjungan masyarakat Kalbar ke luar negeri lebih banyak dari pada wisatawan mancanegara ke Kalbar yang menyebabkan bandara status internasional Supadio dapat menggerus devisa negara," tutur Harisson, seperti dilaporkan Antaranews, Kamis, 25 April 2024.

"Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa jumlah warga negara kita yang bepergian ke luar negeri lebih besar daripada jumlah orang asing yang masuk ke Indonesia melalui bandara internasional tersebut," sambungnya.

Lebih lanjut, ia turut menjelaskan banyaknya warga Kalimantan Barat yang selama ini justru memilih berobat ke wilayah Malaysia, seperti Kuching dan Sarawak. Dirinya menilai masyarakat ternyata lebih percaya pada layanan kesehatan luar negeri daripada di dalam negeri.

"Pertimbangan ini penting karena ada indikasi bahwa beberapa warga kita telah terlanjur percaya pada pelayanan kesehatan di luar negeri, dan mereka merasa tidak akan sembuh jika tidak mendapat pengobatan di sana," tuturnya.

Untuk selanjutnya, pemerintah daerah setempat akan tetap memantau dampak dan melakukan evaluasi terhadap keputusan perubahan status Bandara Supadio Kalbar dari internasional menjadi domestik demi kepentingan masyarakat.

Baca juga artikel terkait BANDARA atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra