Menuju konten utama

Kenali Disease X: Pandemi yang Diprediksi akan Terjadi Usai Covid19

Apa itu Disease X, pandemi yang diprediksi bakal terjadi usai Covid-19.

Kenali Disease X: Pandemi yang Diprediksi akan Terjadi Usai Covid19
Ilustrasi Pandemi. foto/Istockphoto

tirto.id - Covid-19 tidak akan menjadi pandemi terakhir di dunia, kemungkinan akan ada lagi pandemi lainnya yang akan dihadapi dunia dan kita yang masih hidup harus lebih bersiap untuk menghadapi pandemi selanjutnya, yakni Disease X (penyakit X)

Hal itu disampaikan Kenneth Iserson, profesor emeritus dari pengobatan darurat Universitas Arizona, AS yang juga menemukan pertama kali disease X di Afrika, tepatnya di Kongo.

"Dunia sudah melihat sejumlah penyakit baru yang berpotensi berkembang menjadi Disease X," kata Dr Iserson seperti dilansir kepada The Straits Times.

Menurut Iserson, kemungkinan ada penyakit menular lain yang tidak dikenali yang sudah beredar yang dapat memiliki implikasi yang menghancurkan.

"Tetapi tanggapan yang berbeda, bermotivasi politik dan tidak terkoordinasi terhadap Covid-19 menunjukkan bahwa kita belum belajar banyak yang akan mempersiapkan kita untuk pandemi di masa depan," jelasnya.

Disease X adalah salah satu dari lusinan patogen mematikan, termasuk sindrom pernapasan akut parah (SARS) dan Ebola, yang dianggap sebagai prioritas utama penelitian oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengingat potensinya untuk menyebabkan pandemi.

Covid-19 merupakan Disease X (Penyakit X) yang menjerumuskan dunia ke dalam krisis pada tahun 2020. Tetapi ketika negara-negara meluncurkan vaksin yang dikembangkan dalam waktu singkat di tahun baru, entitas tak dikenal berikutnya yang tidak disebutkan namanya mungkin sudah mengintai.

WHO pun menyebutkan prioritas penyakit yang ada di dunia saat ini, yaitu:

  • COVID-19
  • Demam berdarah Krimea-Kongo
  • Penyakit virus Ebola dan penyakit virus Marburg
  • Demam lassa
  • Virus Corona Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS)
  • Penyakit nipah dan henipaviral
  • Demam Rift Valley
  • Zika
  • Disease X
Disease X mewakili pengetahuan bahwa epidemi internasional yang serius dapat disebabkan oleh patogen yang saat ini tidak diketahui penyebab penyakitnya pada manusia.

Blueprint Litbang WHO secara eksplisit berupaya untuk memungkinkan kesiapan litbang lintas sektoral awal yang juga relevan untuk Disease X yang tidak diketahui.

Hanya karena suatu penyakit tidak diketahui, tidak berarti ancamannya berkurang. Faktanya, hal itu menjadikannya lebih sebagai ancaman karena kita tidak tahu dari mana akan dimulai, bagaimana itu akan dimulai, atau pengaruhnya terhadap masyarakat.

Disease X akan Terjadi

Disease Xbukanlah hipotesis yang mungkin terjadi atau tidak terjadi. Suatu saat di masa depan, penyakit yang sempurna pun akan muncul.

Namun, jika patogen baru muncul (yang belum pernah ditemui sebelumnya), itu menjadi masalah tanpa tindakan diagnostik yang sejalan, terutama pengujian diagnostik di rumah.

Bahkan sekarang, ada kesenjangan yang signifikan dalam kemampuan laboratorium-laboratorium untuk mendeteksi dan menanggapi ancaman yang diketahui, dengan hampir tidak ada kapasitas untuk menangani ancaman baru seperti Disease X dan hasilnya bisa terlihat dari pandemi COVID-19.

Untuk menyoroti bahaya dan memprioritaskan penelitian, setiap tahun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menugaskan komite ahli untuk memperbarui daftar penyakit menular paling mengancam yang tidak memiliki pengobatan atau vaksin yang efektif.

Hal itu tentu tidak mengherankan, mengingat bahwa seluruh dunia sekarang berfokus pada patogen tersebut dan WHO memasukkan Disease Xpada daftar terakhir.

Sejak 2015, WHO telah menggunakan sebutan untuk penyakit yang dapat menyebabkan pandemi karena patogen yang saat ini tidak diketahui penyebab penyakit manusia.

Disease X tahun lalu sekarang memiliki nama, COVID-19. Entitas tak dikenal dan tak bernama berikutnya mungkin sudah mengintai.

Iserson mengatakan, virus baru yang mematikan dari Disease X (Penyakit X), akan menyerang umat manusia, dan menurut berbagai laporan, Disease X dapat menyebar secepat COVID-19 tetapi memiliki tingkat kematian 50 hingga 90 persen seperti Ebola.

Dokter, Profesor Jean-Jacques Muyembe Tamfum, pada tahun 1976 yang membantu menemukan Ebola mengatakan, manusia menghadapi sejumlah virus baru yang tidak diketahui jumlahnya.

"Ada virus baru dan berpotensi fatal muncul dari hutan hujan tropis Afrika," kata dia.

Profesor Muyembe mengambil sampel darah pertama dari para korban penyakit misterius, yang kemudian dinamai Ebola ketika dia masih menjadi peneliti muda.

Penyakit itu menyebabkan perdarahan dan membunuh sekitar 88 persen pasien dan 80 persen staf yang bekerja di Rumah Sakit Misi Yambuku ketika pertama kali ditemukan.

"Pandemi di masa depan bisa lebih buruk daripada COVID-19 dan bisa lebih apokaliptik," ujar Tamfum.

Vaksin bukanlah obat untuk semua

"Vaksin dan perawatan bersifat reaktif daripada pencegahan," kata Dr K. Srinath Reddy, presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India, kepada The Straits Times.

"Mereka bukan bentuk perlindungan jangka panjang yang pasti. Mikroba juga belajar bermutasi. Lebih penting lagi, pandemi baru dapat mulai dan mendatangkan malapetaka sebelum kita dapat mengembangkan vaksin atau menguji obat untuk melawan mereka," tambahnya.

Tindakan pencegahan terbaik terhadap pandemi berikutnya, kata Dr Iserson, adalah pengawasan internasional aktif, terutama di titik panas untuk penyakit baru, seperti Cina, lembah Amazon, dan Afrika tengah.

"Itu membutuhkan dana yang memadai, koordinasi, dan kemauan politik untuk segera mempublikasikan dan bertindak ketika agen penular baru diidentifikasi," tukas Iserson.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH