Menuju konten utama

Bagaimana Cara Kerja Vaksin COVID-19 dan Upaya Atasi Pandemi?

CDC mengungkapkan, tubuh manusia butuh waktu beberapa minggu dalam membangun kekebalannya setelah melewati proses vaksin.

Bagaimana Cara Kerja Vaksin COVID-19 dan Upaya Atasi Pandemi?
Sekretaris Kesehatan negara bagian Sao Paulo Brazil Jean Gorinchteyn memperlihatkan kotak vaksin COVID-19 'CoronaVac', yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech saat pesawat membawa kontainer berisi 5.5 juta dosis tiba di Viracopos International Airport, di Campinas, Brazil, Kamis (24/12/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Amanda Perobelli/aww/cfo

tirto.id - Pertanyaan seputar vaksin COVID-19 masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Apalagi setelah Kementerian Kesehatan mengirimkan Short Message Service (SMS) kepada seluruh penerima vaksin yang telah terdaftar di tahap pertama. Lantas, bagaimana cara vaksin COVID-19 ini bekerja?

Seperti dilansir Antaranews, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) menerangkan, vaksin ini berfungsi sebagai pembelajaran sistem imun tubuh. Dengan vaksin, tubuh akan mencoba mengenali hingga akhirnya dapat melawan virus corona.

Pernyataan sepaham juga disampaikan oleh Asisten Professor Ilmu Kebidanan, Ginekologi dan Reproduksi di Universitas California, San Francisco, Dr. Stephanie Gaw. Menurut dia, vaksin yang digunakan untuk melawan COVID-19 seperti Pfizer, BioNTech, dan Moderna tidak mengandung virus corona. Bahan utamanya adalah molekul yang dikenal sebagai mRNA dan dikatakan aman untuk tubuh manusia.

Dari proses pengenalan yang dilakukan tubuh, selanjutnya akan menimbulkan berbagai gejala efek samping, salah satunya demam. Menurut mereka, hal tersebut wajar dialami oleh orang yang baru saja divaksinasi.

Selain itu, pihak CDC juga mengungkapkan, tubuh manusia butuh waktu beberapa minggu dalam membangun kekebalannya setelah melewati proses vaksin. Selama waktu tersebut, seseorang bisa terjangkit virus COVID-19 sebelum dan setelah vaksinasi karena kekuatan tubuhnya belum begitu ampuh.

Bahkan, pernyataan tersebut juga diperkuat dengan pendapat Internis di University of Illinois School of Public Health, Jay Bhatt dan Dokter di Massachussets, Shazia Ahmed. Seperti dilansir ABC News, mereka menerangkan, vaksin Pfizer, BioNTech, dan Moderna butuh dua dosis yang harus diberikan dengan jangka waktu dua minggu.

Jadi, seseorang harus menjaga kesehatan diri beserta lingkungannya meskipun sudah melakukan vaksinasi.

Upaya Mengatasi Pandemi di Indonesia

Dikutip Sehat Negeriku, salah satu cabang situs Kemenkes, Kementerian Kesehatan telah mengatur tentang Penetapan Sasaran Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) melalui Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK.01.07/MENKES/12757/2020.

Peraturan yang ditetapkan oleh Menteri Gunadi Sadikin ini direalisasikan dengan SMS yang dikirimkan secara serentak dan berkala mulai 31 Desember 2020.

Sasaran penerima ini dimulai dari kalangan prioritas. Namun, hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai kapan dilaksanakannya karena belum dikeluarkannya izin dari BPOM.

Tercatat di web Kemenkes bahwa gelombang pertama yang diberikan vaksin berjumlah 1,319 juta tenaga kesehatan. Lalu, terdapat 195 ribu petugas pelayanan publik yang meliputi TNI, Polri, Satpol PP, petugas transportasi, dan tokoh agama yang menjadi garda terdepan melawan COVID-19.

Baca juga artikel terkait VAKSIN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Alexander Haryanto