Menuju konten utama

Menkes Budi Gunadi Perkirakan Vaksinasi COVID-19 Selesai 3,5 Tahun

Dengan jumlah penduduk yang banyak, vaksinasi COVID-19 di Indonesia butuh waktu 3,5 tahun.

Menkes Budi Gunadi Perkirakan Vaksinasi COVID-19 Selesai 3,5 Tahun
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (31/12/2020). ANTARA/Youtube Sekretariat Presiden/pri.

tirto.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan “kira-kira butuh waktu 3,5 tahun” untuk merampungkan vaksinasi COVID-19 bagi seluruh warga Indonesia. Dengan kata lain, hingga pertengahan 2024. Hitung-hitungan ini berdasarkan jumlah penduduk yang akan menjadi sasaran vaksinasi.

Dalam keterangan tertulis, Kamis (31/12/2020) lalu, Budi bilang oleh karena waktunya relatif lama, maka protokol kesehatan tetap penting. Ia meminta masyarakat setia memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Tidak lupa, menghindari kerumunan yang bisa jadi tempat penyebaran virus.

Pemerintah membutuhkan 426 juta dosis untuk memvaksinasi 181 juta penduduk dalam rangka mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) sekaligus standar WHO tentang kewajiban dua kali penyuntikan per penduduk. Jumlah 426 juta itu, kata Budi, juga sudah memperhitungkan standar lain yakni buffer stock atau wastage 15 persen untuk mengantisipasi vaksin yang tidak bisa digunakan.

Sumber vaksin berasal dari lima jalur. Empat dari perjanjian bilateral, yaitu vaksin Sinovac dari Tiongkok, Novavax dari Kanada-Amerika, Pfizer dari Jerman-Amerika, AstraZeneca dari Swiss-Inggris. Satu vaksin berasal dari multilateral, yakni COVAX/GAVI dari aliansi vaksin GAVI dengan didukung WHO dan CEPI.

Per 31 Desember lalu, pemerintah telah memiliki 3 juta dosis Sinovac di tangan. Budi bilang pengadaan vaksin bakal berlangsung sampai tahun ini.

Vaksin akan tersedia gratis bagi seluruh rakyat, demikian janji Presiden Joko Widodo. Sebelumnya hanya sebagian kecil yang ditanggung pemerintah. Jokowi memastikan vaksin tak berbayar setelah dikritik masyarakat.

Epideimolog Griffith University Dicky Budiman mengingatkan kalau vaksin bukan solusi ajaib menghilangkan pandemi. Vaksinasi lebih mudah berhasil apabila kondisi kurva pandemi melandai, sementara di Indonesia sebaliknya. Ia bahkan mengatakan dalam tiga sampai enam bulan ke depan Indonesia “memasuki masa kritis mengingat semua indikator termasuk angka kematian semakin meningkat.”

Oleh karena itu yang tak kalah penting selain vaksinasi adalah upaya-upaya lain seperti tes, lacak, dan isolasi dari sisi pemerintah; dan penerapan protokol kesehatan dari sisi masyarakat.

====================

ADENDEUM

Terdapat pembaharuan berita ini sehari setelahnya. Vaksinasi untuk Indonesia ditarget 15 bulan, bukan 3,5 tahun. Berita terbaru dapat dibaca di pranala ini.

Baca juga artikel terkait VAKSIN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Rio Apinino