tirto.id - Kasus pneumonia atau radang paru-paru di China telah diketahui penyebabnya. Kementerian Kesehatan mengungkap bahwa penyebab penyakit tersebut adalah karena infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Dilansir dari Antara News, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, menyebutkan bahwa mycoplasma memang menjadi jenis bakteri yang paling umum menyebabkan pneumonia.
Pneumonia sendiri merupakan penyakit radang paru-paru yang disebabkan oleh infeksi kuman, baik itu virus, bakteri, maupun jamur. Peradangan tersebut akan menyebabkan paru-paru terisi dengan cairan atau nanah sehingga pengidapnya akan mengalami batuk dan sesak napas.
Di China, mycoplasma telah menjadi penyebab meningkatnya kasus rawat jalan dan rawat inap sejak Mei 2023. Tak hanya Mycoplasma pneumoniae, peningkatan kasus pneumonia di China dalam 3-5 tahun terakhir ini juga disebabkan oleh adenovirus dan respiratory syncytial virus (RSV).
Sementara itu, Kemenkes melaporkan bahwa bakteri mycoplasmadiketahui belum terdeteksi di Indonesia. Namun, tren pneumonia di beberapa wilayah cenderung meningkat setelah terjadinya pandemi COVID-19.
Apa Itu Bakteri Mycoplasma Pneumoniae?
Mycoplasma pneumoniae merupakan jenis bakteri yang umum menyebabkan infeksi pernapasan, bahkan sudah lama dikenal sebelum munculnya COVID-19. Penyebaran bakteri ini juga tidak secepat COVID-19 sehingga tingkat fatalitasnya cenderung lebih rendah.
Dikutip dari laman CDC, Mycoplasma pneumoniae dapat menyebabkan sakit dengan cara merusak lapisan sistem pernapasan. Seseorang yang terinfeksi bakteri ini dapat menyebarkan atau menularkannya lewat droplet saat sedang batuk atau bersin.
Droplet yang mengandung bakteri ini bisa terhirup oleh orang lain sehingga orang tersebut akan ikut tertular. Penularan rentan terjadi pada kelompok orang yang sering menghabiskan waktu bersama, misalnya dalam sebuah keluarga yang tinggal serumah atau di sekolah.
Mengenal Infeksi Mycoplasma Pneumonia dan Gejalanya
Mycoplasma pneumoniae termasuk bakteri yang sudah lama dikenal di dunia medis. Bakteri ini menyebabkan pneumonia berjalan atau walking pneumonia. Disebut demikian karena Mycoplasma pneumoniae memiliki periode inkubasi yang cukup lama.
Walking pneumonia sendiri termasuk penyakit pneumonia, tapi memiliki gejala yang tergolong lebih ringan. Menurut laman Healthline, gejala yang disebabkan infeksi Mycoplasma pneumoniae berbeda dari pneumonia yang disebabkan oleh bakteri lain seperti streptococcus dan haemophilus.
Gejala infeksi Mycoplasma pneumoniae meliputi:
- Demam ringan
- Batuk kering
- Sesak napas ringan (terutama setelah beraktivitas)
- Kelelahan
Imbauan Kemenkes Sikapi Mycoplasma Pneumonia
Kementerian Kesehatan mengimbau agar masyarakat tidak panik menghadapi kasus pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumonia. Belum lama ini, Kemenkes juga telah menerbitkan Surat Edaran Nomor : PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
Melalui surat edaran tersebut, Kemenkes mencantumkan sejumlah langkah antisipasi yang harus dilakukan oleh seluruh jajaran kesehatan di Indonesia, mulai dari kantor kesehatan pelabuhan, dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, hingga fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas.
Sementara itu, masyarakat juga diimbau untuk ikut mencegah terjadinya pneumonia dan infeksi Mycoplasma pneumoniae dengan cara berikut:
1. Lakukan vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit yang bisa menyebabkan pneumonia. Vaksinasi meliputi vaksin influenza, COVID-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan.
2. Terapkan jaga jarak dan tidak melakukan kontak dengan orang yang sakit.
3. Pastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik.
4. Budayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), misalnya rajin mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir.
5. Jika merasa sakit, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Setelah itu, hindari keluar rumah dan gunakan masker dengan baik dan benar.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari