tirto.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengklaim realisasi dari pembangunan rumah subsidi dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sudah mencapai 77.564 unit, melampaui target 77.564 unit di tahun ini.
"Data per 23 Desember 2019 rumah FLPP yang sudah di bangun mencapai 77.564 unit. Angka tersebut melebihi target FLPP pada tahun ini sekitar 68.858 unit," ujar Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Eko D Heripoerwanto di Jakarta Selatan, Kamis (26/12/2019).
Realisasi bantuan FLPP tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan rata-rata realisasi 2015-2018. Berdasarkan data dari Kementerian PUPR di tahun 2015 pembangunan rumah FLPP hanya dibangun 76.489 unit dari target 59.090 unit.
Di tahun 2016 pembangunan rumah FLPP bertambah menjadi 58.469 unit dari target 58.295 unit dan di tahun 2017 pembangunannya bertambah lagi menjadi 23.763 unit dari target 23.763 unit. Kemudian di tahun 2018 pembangunan rumah FLPP mencapai 77.564 unit dari target, 68.858 unit.
Sepanjang realisasi program subsidi pembangunan rumah, kata Eko, proses perbaikan dari kualitas bangunan terus ditingkatkan.
Ia mengatakan, masyarakat tidak lagi komplain mengenai kualitas rumah subsidi. Kualitas bangunan rumah dalam program program FLPP saat ini sudah jauh lebih baik.
"Tidak ada lagi masyarakat berpenghasilan rendah dapat kualitas rendah," ujar dia.
Selain membahas capaian dan peningkatan kualitas, Kementerian PUPR juga membahas mengenai wacana tenor alias cicilan rumah subsidi nantinya tidak akan sampai 20 tahun. Eko mengatakan, langkah tersebut dilakukan karena jarang ada masyarakat yang memilih tenor sampai 20 tahun untuk cicilan rumah.
"Yang mengambil 20 tahun itu seikit, yang lainnya 10-20 tahun ini yang kemudian lagi dibahas apa sebaiknya fasilitas [cicilan] di bawah 20 tahun subsidinya," imbuhnya.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana