Menuju konten utama

Kementan: Telur Lebih Mahal dari Malaysia Tak Berarti Lebih Miskin

"Berapa harga telur Malaysia? Telur Malaysia Rp12 ribu sekilo. Ya artinya kita lebih mahal," kata I Ketut.

Kementan: Telur Lebih Mahal dari Malaysia Tak Berarti Lebih Miskin
Warga membeli telur ayam murah saat operasi pasar yang diselenggarakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (24/7/2018). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

tirto.id - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) mengakui harga telur Indonesia yang lebih mahal dari Malaysia. Namun, hal itu dipengaruhi daya beli masyarakat.

"Berapa harga telur Malaysia? Telur Malaysia Rp12 ribu sekilo. Ya artinya kita lebih mahal. Clear kan. Jadi jangan dikira kita lebih mahal dan kita lebih miskin," ucap Direktur Jenderal PKH, I Ketut Diarmita pada Kamis (22/11) di Kementan.

Hal tersebut disampaikan I Ketut untuk menanggapi pernyataan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera yang mengklaim harga telur di Indonesia jauh lebih mahal dari Malaysia.

Namun, kata I Ketut, tidak tepat bila membandingkan harga barang di Indonesia dengan Malaysia. Pasalnya, jumlah penduduk Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan negara itu. Selain itu, kata dia, wilayah Indonesia juga lebih luas dari Malaysia.

"Jadi jangan apple to apple. Kita penduduk 260 juta. Luas Malaysia tidak lebih dari pulau Sumatera. Di Jawa aja dan di Jayapura tidak sebanding," ucap I Ketut.

Untuk itu, I Ketut menuturkan, tingginya harga telur di Indonesia disebabkan karena daya beli masyarakat. Menurut dia, kondisi itu sekaligus menunjukkan nilai pendapatan masyarakat Indonesia lebih baik.

"Yang penting bagaimana kemampuan nilai tukar masyarakat. Jadi bagaimana daya beli kita," ucap I Ketut.

Pernyataan soal harga telur ayam itu disampaikan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera pada Selasa (20/11) lalu.

Mardani menyebut, harga telur ayam di Malaysia berkisar Rp12 ribu per kilogram (kg). Sementara di Indonesia harganya jauh lebih tinggi, yakni di kisaran Rp25 ribu per kg. Ia menilai faktor monopoli harga dan rantai distribusi yang panjang menjadi penyebab mahalnya harga telur itu.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto