tirto.id - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menyatakan kinerja manufaktur Indonesia pada Agustus 2020 terus membaik. Indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus mencapai 50,8.
Angka itu relatif lebih baik dari Juli 2020 yang mencapai 46,9. Dengan terlampauinya ambang batas minimum 50 poin, maka aktivitas manufaktur Indonesia sudah masuk zona positif dan bisa dinyatakan mulai berekspansi.
Perbaikan PMI ini juga dialami berbagai negara dunia. Antara lain Amerika Serikat (53,6), Tiongkok (53,1), dan Eropa (51,7). Namun, masih ada beberapa negara seperti Jepang (46,6) dan Thailand (49,7). Di samping itu, ada sejumlah negara yang PMI-nya kembali turun di Agustus 2020 seperti Malaysia (49,3) dan Filipina (47,3) padahal Juli 2020 sempat di atas 50.
“Kasus COVID-19 masih berada dalam tren peningkatan di dunia dan terdapat ancaman gelombang kedua COVID-19 yang dapat menghambat aktivitas perekonomian serta membayangi proses pemulihan ekonomi ke depan”, ucap Kepala BKF Febrio Kacaribu dalam keterangan tertulis, Selasa (1/9/2020).
Febrio mengatakan perbaikan PMI ini terjadi dengan sejumlah faktor. Antara lain peningkatan produksi dan pesanan baru baik itu dari domestik maupun ekspor. Meski demikian ia mengakui kalau saat ini permintaan dari luar negeri masih cukup lemah seiring pandemi COVID-19 yang masih eskalatif.
Di dalam negeri, kata Febrio, operasi bisnis terus mengalami peningkatan dengan catatan pemberlakuan protokol kesehatan. Namun ketenagakerjaan belum dapat mengikuti perbaikan operasional bisnis.
Per Agustus 2020, ia mencatat faktor ini masih tertekan lantaran pengendalian ongkos perusahaan serta kelebihan kapasitas di tengah rendahnya permintaan.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz