Menuju konten utama

Kemenkes Pastikan Belum Ada Penularan Flu Burung pada Manusia

Siti Nadia Tarmizi memastikan belum ada kasus Flu Burung Clade Baru 2.3.4.4b yang menular pada manusia.

Kemenkes Pastikan Belum Ada Penularan Flu Burung pada Manusia
Ilustrasi Flu Burung. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi memastikan belum ada kasus Flu Burung Clade Baru 2.3.4.4b yang menular pada manusia. Seperti diketahui, virus flu burung baru ini mampu menular dari unggas ke mamalia dengan cepat dan konsisten, juga diduga berpotensi menular pada manusia.

"Kasus pada manusia belum ada, yang ada kasus pada ternak yang belum divaksin," ujar Nadia dihubungi Tirto, Jumat (3/3/2023).

Nadia meminta para peternak dan pengelola bahan mentah ternak unggas untuk waspada dan memakai Alat Pelindung Diri (APD).

"Edukasi masyarakat terutama para peternak untuk selalu menggunakan APD saat membersihkan kandang, juga bagi pengelola bahan mentah ternak unggas, tempat pemotongan hewan tuk selalu waspada dan menggunakan APD," sambungnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan tengah mengawasi kasus flu burung dengan melakukan surveilans dan mengawasi jika ada kematian ternak unggas secara massal.

"Kita mesti lihat surveilansnya di unggasnya di hewannya, kalau ada hewan-hewan yang mendadak mati banyak, musti cepat diambil darahnya dites genome sequencing ," kata Menkes Budi di sela-sela kunjungannya ke RSCM Jakarta, Jumat (3/3).

Ia mengatakan tengah bekerjasama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengawasi unggas yang dikhawatirkan tertular flu burung.

"Jadi surveilansnya kita yang biasanya deteksi manusia ini karena penularannya dari hewan nah ini dari unggas dan sedang dicari," ujar Budi.

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman menyatakan saat ini potensi penularan flu burung ke manusia masih rendah.

"Tapi saat ini, data yang ada belum menunjukkan adanya potensi penularan ke manusia yang efektif, termasuk antar manusia," ujar Dicky dalam keterangan tertulis, Jumat (3/3).

Dicky menyatakan Indonesia perlu waspada adanya kemungkinan terburuk pada kasus flu burung.

"Jadi kita harus tunggu data, dan sembari harus melakukan mitigasi, mencegah terjadinya penularan zoonosis," tambahnya.

Ia menuturkan, dalam 26 tahun terakhir sejak virus flu H5N1 (flu burung) pertama kali muncul, ada 868 kasus infeksi pada manusia. Namun, telah terjadi 457 kasus yang meninggal, sehingga membuat virus ini tak bisa dianggap remeh.

"Sehingga perkiraan tingkat kematian kasus sebesar 53 persen, yang menjadikan virus H5N1 salah satu yang paling mematikan yang kita hadapi saat ini," kata Dicky.

Baca juga artikel terkait FLU BURUNG atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Restu Diantina Putri