tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berkomitmen untuk mengeliminasi human immunodeficiency virus/accquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) di Indonesia pada 2030.
Komitmen itu tercermin dalam target 95-95-95, yaitu 95 persen orang dengan HIV (ODHIV) mengetahui statusnya, 95 persen ODHIV diobati, dan 95 persen ODHIV yang diobati mengalami supresi virus.
Namun berdasarkan data Kemenkes pada September 2022, capaian target 95-95-95 belum optimal. Rinciannya adalah 79 persen untuk target 95 pertama, 41 persen untuk 95 kedua, dan 16 persen untuk 95 ketiga.
“Jadi tujuan penanggulangan HIV itu adalah mengakhiri epidemi pada tahun 2030 dan ditandai dengan tercapainya three zero, yaitu zero infeksi baru, zero kematian, dan zero stigma atau diskriminasi,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi dalam konferensi pers daring, iSelasa (29/11/2022).
Imran mengatakan permasalahan saat ini kemungkinan lebih banyak terkait bagaimana menindaklanjuti orang-orang yang terkonfirmasi positif HIV/AIDS, tetapi belum diobati. Sama halnya orang-orang yang telah menjalani pengobatan, ini harus dicek apakah mereka mengalami penurunan jumlah virus HIV dalam darah.
“Jadi, dua hal ini yang perlu dikerjakan lebih fokus lagi yaitu terkait dengan ODHIV yang mendapat pengobatan dan monitoringnya,” ujarnya.
Imran menjelaskan HIV merupakan virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan AIDS adalah sindromnya, yaitu sekumpulan gejala penyakit akibat yang terjadi karena menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
“Jadi, HIV ini adalah virusnya, AIDS-nya adalah penyakitnya. Dan infeksi HIV ini masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional,” kata dia.
Imran menyebut kasus HIV di kawasan Asia Tenggara telah menyumbang 10 persen dari total beban HIV di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi HIV di sebagian besar wilayah adalah 0,26 persen, sementara di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat mencapai 1,8 persen.
“Jadi kita memang perlu memberikan perhatian yang lebih banyak untuk Papua dan Papua Barat untuk HIV/AIDS,” ucap Imran.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan