tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyatakan COVID-19 Subvarian Omicron XBB 1.16 atau Arcturus 1,5 kali lebih menular daripada XBB 1.5 atau Kraken.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu mengimbau masyarakat tetap mewaspadai penularan COVID-19.
"Kita harus tetap waspada. Memang Arcturus itu penularannya 1,5 kali lebih cepat daripada Kraken," kata Maxi di Kantor Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2023).
Meski begitu, Maxi mengatakan Arcturus belum mendominasi kasus COVID-19 di Indonesia. Ia mencatat saat ini baru ada dua kasus konfirmasi Arcturus yang berasal dari DKI Jakarta.
“Sampai kemarin terdeteksi dua [kasus], yang lain itu masih Kraken XBB.1.4 dan 1.5. Jadi masih didominasi oleh varian yang lama,” kata dia.
Menjelang Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah/2023 Masehi, Kemenkes melaporkan kenaikan kasus COVID-19 hingga 900-an per hari: 904 kasus pada Minggu (16/4/2023), 941 kasus pada Sabtu (15/4/2023), dan 1.017 kasus pada Jumat (14/4/2023).
Maxi mengatakan laju kasus COVID-19 meningkat dari rata-rata 200 menjadi 900 per hari. Akan tetapi, ia menilai penambahan kasus harian tersebut masih terkendali.
"Kalau dilihat dari indikator WHO untuk komunitas masih jauh dari 20 per 100.000. Jadi kalau baru masih satu koma, masih di bawah level 1,” ujar Maxi.
Guna mencegah lonjakan kasus COVID-19 selama libur lebaran Idulfitri 2023, Maxi mengimbau masyarakat untuk melengkapi vaksinasi dosis penguat (booster).
“Jadi kami harapkan dengan mereka patuh melakukan booster, sekali pun ada peningkatan, kami harapkan aman lah mudik masyarakat,” sambung Maxi.
Selain menggalakan vaksinasi booster, Kemenkes juga meningkatkan surveilans kasus COVID-19. "Terutama melakukan testing, tracing kalau ada yang positif, tetap dilakukan,” kata Maxi.
Kemenkes juga menyiagakan 49 laboratorium untuk pengujian whole genome sequencing (WGS).
”Kedua tentu teurapetik. Persiapan rumah sakit saya kira siap. Kita akan siap untuk melakukan termasuk persiapan obat,” tambah Maxi.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan