tirto.id - Pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) untuk mendeteksi varian COVID-19 di sejumlah daerah masih minim, terutama di daerah yang menjadi pintu masuk perjalanan luar negeri seperti Sumatra Utara (Sumut) dan Riau.
Kepala Pustlitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Vivi Setiawaty mengatakan pemerintah mengupayakan peningkatan pemeriksaaan WGS di Sumatra Utara dan Riau.
“Riau dan Sumut itu memang saat ini kami masih berupaya menambah jumlah spesimen yang bisa dilakukan wgs,” kata Vivy dalam sebuah webinar, Kamis (3/6/2021).
Sumatra Utara dan Riau memiliki bandara internasional yang melayani penerbangan langsung dari dan ke Malaysia serta Singapura. Dua Negara tersebut kini sedang terjadi peningkatan kasus COVID-19 diikuti dengan sirkulasi varian baru COVID-19.
Namun, Sumatera Utara dan Riau hingga saat ini masih cukup minim pemeriksaan WGS. Berdasarkan data akhir Mei 2021 dari 1.878 pemeriksaan WGS, baru ada 52 sampel dari Sumatra Utara yang diperiksa. Sedangkan di Riau lebih sedikit lagi yakni hanya 8 sampel.
Jumlah sampel yang diperiksa di dua daerah tersebut jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan daerah-daerah penyumbang sampel terbanyak seperti DKI Jakarta 369 sampel, Bali 345, Jawa Barat 327, Jawa Timur 135, Banten 115, dan atau Sumatra Barat dengan 100 sampel.
Diakui Vivi pemeriksaan WGS masih belum merata. Sejumlah daerah seperti Maluku Utara, Papua Barat, dan Kepulauan Bangka Belitung baru ada 1 sampel yang diperiksa. Begitu juga dengan Jambi, Lampung, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, dan Maluku baru ada 3 sampel yang diperiksa.
Namun demikian kata Vivi Balitbangkes saat ini sedang berupaya meningkatkan pemeriksaan di semua daerah, sebagaimana instruksi dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
“Kami memang sedang meningkatkan spesimen [untuk diperiksa WGS]sesuai instruksi Pak Menkes untuk setiap provinsi minimal 5, tapi untuk daerah-daerah yang ada kasus itu bisa 10 per minggu. Itu sedang ditingkatkan saat ini,” kata Vivi.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Gilang Ramadhan