tirto.id - Kementerian Perhubungan menduga kecelakaan beruntun pada jalur contraflow Tol Jakarta-Cikampek KM 58, Senin (8/4/2024) akibat kelelahan dari pengemudi. Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Hendro Sugiatno, menuturkan saat ini pihaknya akan melakukan investigasi dari kecelakaan yang melibatkan Bus Primajasa dengan satu unit Daihatsu Gran max dan kendaraan Daihatsu Terios di Tol Japek.
"Kami turut prihatin atas kejadian kecelakaan ini hingga menimbulkan korban jiwa. Saat ini Ditjen Hubdat telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut. Namun diduga ada faktor kelelahan pengemudi Daihatsu Gran Max sehingga mobil keluar ke jalur yang mengarah ke Jakarta," kata Hendro Sugiatno dikutip dari keterangan tertulis, Senin (8/4/2024).
Sementara itu, Hendro pun berharap para pemudik untuk beristirahat apabila merasa mengantuk atau kelelahan. Dia menyarankan pemudik dapat istirahat di dalam rest area dengan waktu maksimal 30 menit atau bisa juga keluar tol terlebih dahulu untuk mencari tempat istirahat yang lebih nyaman.
"Mengingat padatnya kondisi lalu lintas sehingga menimbulkan rasa lelah bagi para pemudik maka diharapkan untuk utamakan waktu beristirahat. Setiap mengemudi selama 4 jam berturut-turut dianjurkan untuk istirahat selama 30 menit," ungkap Hendro.
Selain itu, Kemenhub juga mengimbau agar masyarakat merencanakan waktu perjalanan sebaik mungkin.
"Para pemudik bisa memilih berangkat di waktu-waktu yang tidak rentan untuk mengantuk dan upayakan tidur cukup sebelum mengemudi," tambah Hendro.
Sebelumnya, Berdasarkan data terbaru, polisi membawa 13 kantong mayat ke RSUD Karawang, Jawa Barat, untuk diidentifikasi.
"Ini tadi untuk korban kecelakaan di Km 58, ini ada 13 kantong ya. Jadi, ada secara keseluruhan 13 kantong mayat yang sedang diidentifikasi," kata Kakorlantas Polri Irjen Aan Suhanan, kepada awak media.
Aan menuturkan, dari 13 kantong mayat terdapat 6 mayat yang masih utuh. Tetapi saat ini sedang diidentifikasi oleh tim inafis. Aan belum bisa memastikan berapa lama identifikasi tersebut berlangsung.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin