tirto.id - Pemerintah telah memutuskan untuk impor beras sebanyak 500 ribu ton dari Thailand dan Vietnam. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa keputusan tersebut merupakan strategi untuk mengisi stok persediaan beras di Gudang Bulog.
“Kan (beras impor) itu untuk cadangan, bukan dijual. Langsung masuk ke gudang,” tegas Enggartiasto saat dijumpai di Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jakarta Jumat (16/2/2018).
Lebih lanjut, beras impor tidak akan dikeluarkan dari gudang selama stok di pasar masih ada. Enggartiasto sendiri belum bisa memastikan jumlah beras impor yang masuk ke Bulog saat ini. Ia hanya mengungkapkan bahwa dari informasi terakhir yang diterima sudah ada lebih dari 50 ribu ton.
Saat disinggung mengenai harga beras yang masih relatif tinggi di pasaran, Enggartiasto menilai harga akan turun apabila stok persediaannya banyak. Sementara itu, mengingat petani akan panen raya pada bulan Maret 2018, Enggartiasto menekankan bahwa Bulog akan menyerap berapa pun jumlah yang dipanen para petani.
“Sebenarnya tidak ada kaitannya juga dengan petani, wong pasti (hasil panen) diserap kok. Jumlah beras impor juga tidak besar, enggak akan menambah defisit di Februari 2018,” kata Enggartiasto.
Senada dengan yang diungkapkan Enggartiasto, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan beras impor akan langsung masuk ke Gudang Bulog secara bertahap. Oke pun mengungkapkan bahwa tenggat waktu yang diberikan untuk izin impor beras sampai tanggal 28 Februari 2018.
“Domain Kemendag hanya memberikan izin impor, kuotanya 500 ribu ton. Kalau dia tidak bisa sampai 500 ribu ton, sebabnya, tanya Bulog,” ucap Oke.
Adapun Oke memprediksi jumlah beras impor yang akan masuk hanya sekitar 281 ribu ton. Apabila nantinya besaran yang masuk tidak mencapai 500 ribu ton, Oke mengatakan bahwa Kemendag tentu akan mengevaluasi Bulog.
“Kami prediksi sampai saat ini, 281 ribu ton akan masuk, mengisi gudang-gudang Bulog yang kemarin kita lakukan untuk operasi pasar,” ujar Oke lagi.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Ibnu Azis