Menuju konten utama

Kemendag Tawarkan Skema BOT ke Swasta

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggandeng kalangan swasta dalam program revitalisasi pasar tradisional dengan menawarkan model kemitraan berupa skema Bangun Serah Guna (Build Operate Transfer/BOT). Dalam skema ini, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota turut andil dalam menerapkan sistem bagi hasil dalam pengelolaan pasar tradisional.

Kemendag Tawarkan Skema BOT ke Swasta
Pekerja menyelesaikan pembangunan pasar tradisional papar di Desa Papar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Sabtu (21/5).Ppasar yang akan ditempati oleh 160 pedagang tersebut merupakan upaya pemerintah daerah setempat merevitalisasi pusat perdagangan berbasis masyarakat. Antara foto/Prasetia Fauzani.

tirto.id - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggandeng kalangan swasta dalam program revitalisasi pasar tradisional dengan menawarkan model kemitraan berupa skema Bangun Serah Guna (Build Operate Transfer/BOT).

Direktur Sarana dan Distribusi Logistik Kementerian Perdagangan Sihard Hadjopan Pohan di Palembang, mengatakan sistem BOT dicanangkan dapat mendorong minat swasta untuk mengecap bisnis pembangunan dan pengelolaan pasar.

"Pemerintahan Jokowi sudah menargetkan sebanyak 5.000 pasar tradisional direvitalisasi dari 2014-2019. Jika hanya memanfaatkan dana APBN dan APBD maka target ini tidak akan tercapai, sehingga pemerintah mendorong keterlibatan kalangan swasta," kata Sihard dalam kegiatan Festival Pasar Yayasan Danamon di Benteng Kuto Besak Palembang, Sabtu (30/7/2016).

Sistem BOT akan memungkinkan para pemodal swasta memperoleh keuntungan karena pemerintah setempat, baik provinsi, kabupaten atau kota turut berkomitmen dalam menerapkan sistem bagi hasil dalam pengelolaan pasar tradisional.

Kemudian, setelah dikelola swasta sekitar 25 hingga 30 tahun akan dikembalikan lagi ke pemerintahan setempat.

Meski sudah ditawarkan kerja sama yang menguntungkan tersebut, Sihard mengatakan minat dari investor masih rendah karena terkait dengan sulitnya mendapatkan legalitas lahan.

"Persoalannya terkadang bukan hanya modal, tapi juga legalitas dari lahan yang akan digunakan. Banyak lahan pasar di Indonesia yang belum dimiliki pemerintah setempat secara sah, selain itu luas lahannya juga terkadang kurang dari 500 meter persegi," kata dia.

Melalui revitalisasi pasar ini, diharapkan citra buruk pasar tradisional berangsur-angsur sirna sehingga semakin banyak masyarakat yang memanfaatkannya yakni dari semua golongan.

Pasar tradisional diharapkan bukan hanya tempat masyarakat beraktivitas jual beli tapi untuk saling berkomunikasi dan berbagi informasi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Terkait dengan revitalisasi pasar ini, menurut Sihard, Sumsel sudah mengajukan sebanyak 14 pasar pada tahun ini setelah sebelumnya sudah merevitalisasi beberapa pasar pada periode 2014-2015.

Sedangkan secara nasional, terdapat 1.879 pasar telah direvitalisasi dari 2014-2016.

"Setiap tahun ditargetkan sebanyak 1.000 pasar direvitalisasi, dan tahun 2015 sudah melebihi target dengan merealisasikan sebanyak 1.002 pasar," kata Sihard.

Pemerintah mengalokasikan dana revitalisasi pasar tradisional dalam APBN 2016 senilai Rp 1,7 triliun atau separuh dari anggaran Kementerian Perdagangan.

Baca juga artikel terkait REVITALISASI PASAR

tirto.id - Bisnis
Sumber: Antara
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh