tirto.id - Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Isy Karim, menyatakan bahwa ada sejumlah aspek yang mesti diperhitungkan sebelum menghapus kuota impor. Hal itu diungkapkan sebagai respons atas permintaan Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus kuota impor, terutama untuk barang-barang yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
“Jadi, nanti manakala itu untuk kepentingan hulu, untuk kepentingan industri, itu juga harus [memperhitungkan] kepentingan produksi dalam negeri,” ungkap Isy saat ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (9/4/2025).
“Yang harus dipertimbangkan, dihitung betul-betul, berapa sih kebutuhan [dalam negeri]. Karena, prinsipnya di neraca komoditas itu berapa produksi nasional, kemudian berapa konsumsi nasional. Nah, kekurangannya itu diimpor,” imbuh Isy.
Isy belum dapat merinci komoditas apa saja yang akan mendapat pembebasan impor. Namun, saat ini terdapat beberapa komoditas pangan yang kuota impornya dibatasi berdasarkan neraca komoditas (NK), di antaranya garam, gula konsumsi, daging lembu, ikan, dan bawang putih.
Regulasi terkait impor komoditas-komoditas itu tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2024 tentang Neraca Komoditas.
Mengenai peluang komoditas lain di luar pangan akan mendapatkan penghapusan kuota impor, dia menyatakan sepanjang digunakan untuk kebutuhan bahan baku, impor bisa saja dilakukan.
“Kalau sebenarnya impor kapas itu kan untuk bahan baku dan itu kan enggak diatur di NK. Di luar NK, ya sepanjang itu untuk kebutuhan bahan baku akan dipenuhi aja,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto meminta agar pembatasan kuota impor agar dihapuskan dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta Selatan, Selasa (8/4/2025).
Dia langsung meminta sejumlah menteri Kabinet Merah Putih yang hadir dalam sarasehan itu agar menghapuskan pembatasan kuota impor.
"Saya minta, ada Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, enggak usah ada kuota-kuota [impor] apa lagi semua. Enggak ada kuota-kuota itu," tuturnya.
Prabowo lantas mempersilakan pihak mana pun melakukan impor ke Tanah Air. Terkhusus, untuk sejumlah komoditas yang memang tak diproduksi dalam jumlah banyak di Indonesia, seperti daging sapi. Prabowo juga menilai tidak seharusnya kuota impor dibatasi.
"Siapa mau impor daging, silakan. Siapa saja boleh impor. Mau impor apa? Silahkan. Buka saja, rakyat kita pandai kok," ucap dia.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fadrik Aziz Firdausi