tirto.id - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyatakan pasokan Alat Pelindung Diri (APD) buatan dalam negeri bisa digunakan sebagai alat negosiasi kebutuhan impor Indonesia dengan istilah “imbal dagang”.
Maksudnya, Indonesia bisa melakukan ekspor APD yang diperkirakan melebihi kebutuhan dalam negeri untuk mendapat pasokan barang impor yang saat ini sulit didatangkan.
“Kita sedang membahas untuk imbal dagang. Antara lain APD ini. Kita sedang produksi nah, memang produksi kita untuk APD akan melampaui dan kita punya kemampuan [ekspor],” ucap Agus dalam keterangan yang diterima reporter Tirto, Sabtu (18/4/2020).
Agus menyatakan produksi APD dalam negeri bakal mencukupi di masa pandemi Corona atau COVID-19 ini. Ia pun sedang membicarakan hal ini dengan Kementerian Perindustrian.
Salah satu tujuan dari imbal dagang ini, bisa digunakan untuk memperoleh pasokan ventilator yang diperlukan rumah sakit dalam menangani pandemi. Namun, pemerintah, katanya, juga mendorong agar pembuatan ventilator dalam negeri bisa digenjot terlebih dahulu.
Ketika ditanya negara yang sudah mendapat penjajakan, ia masih enggan membeberkan detailnya. Ia menyatakan hal itu akan dibahas bersama kementerian terkait. Ia juga tak merinci komoditas impor apa yang menjadi sasaran imbal dagang ini.
“Tapi pada kebijakannya kita bisa memungkinkan dengan konsep imbal dagang. Supaya bisa mendapatkan fasilitas atau alat kesehatan yang kita butuhkan supaya semuanya tercukupi,” ucap Agus.
Ancang-ancang ekspor APD ini juga diucapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani lantaran menurutnya Indonesia merupakan produsen APD terbesar di dunia.
Meski bakal melakukan ekspor di tengah tingginya kebutuhan dalam negeri, Sri Mulyani menjamin permintaan lokal tak akan diabaikan. Ia sendiri mengaku terus berkomunikasi dengan negara pemesan baik terkait pembatasan maupun penolakan.
"Indonesia juga membantu, karena salah satu negara penghasil APD terbesar dunia. Jadi kontrak dengan negara lain tetap akan kami penuhi tanpa kita korbankan kebutuhan APD di dalam negeri," ucap Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (14/4/2020).
Saat ini Indonesia tengah mengalami kekurangan pasokan ventilator. Dikutip dari The Conversation, Ketua Departemen Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin memperkirakan Indonesia dapat mengalami krisis ventilator dan alkes lainnya pada Mei 2020 lantaran jumlah kasus Corona masih cukup tinggi.
Di sisi lain, Indonesia juga tengah mengalami kesulitan impor produk pangan lantaran sejumlah negara menerapkan pembatasan ekspor. Hal ini sudah dirasakan pada importasi daging kerbau dari India yang saat ini belum menemui titik terang.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri