tirto.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menuntaskan rekapitulasi suara tingkat nasional untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 pada Selasa (20/5/2019) dini hari.
Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin tercatat unggul dengan perolehan 85.607.362 atau 55,50 persen suara. Sementara, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya mampu meraup sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen suara. Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau sekitar 11 persen suara.
Dari 34 provinsi, Aceh dan Sumatera Barat (Sumbar) tercatat sebagai wilayah dengan persentase kemenangan paling telak bagi Prabowo-Sandiaga. Di dua provinsi itu, Prabowo-Sandiaga memperoleh 4.889.479 suara dengan rincian: 2.400.746 suara di Aceh dan 2.488.733 suara di Sumatera Barat. Sementara Jokowi-Ma'ruf hanya memperoleh 811.949 suara dengan rincian: 404.188 suara di Aceh dan 407.761 suara di Sumatera Barat. Suara Prabowo di Aceh dan Sumbar 4.077.530 suara lebih banyak dari suara Jokowi-Ma'ruf.
Jika dipersentasekan, sebaran suara Pilpres di Aceh yaitu 14,41 persen untuk Jokowi-Ma'ruf dan 85,49 persen untuk Prabowo-Sandi. Sedangkan di Sumatera Barat, Jokowi-Ma'ruf meraih 14,08 persen dan Prabowo-Sandiaga mencapai 85,92 persen.
Namun, kekalahan suara Jokowi-Ma'ruf dari dua wilayah di Sumatera itu mampu dibayar “lunas” setidaknya dengan perolehan suara di dua wilayah provinsi di belahan timur Indonesia.
Berdasarkan data KPU, total perolehan suara gabungan dari Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua, Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh 5.390.695 suara. Sementara, Prabowo-Sandiaga hanya mampu mendulang 616.939 suara. Dari dua provinsi itu, suara yang diraih Jokowi-Ma'ruf 4.773.756 suara.
Hasil Pilpres di NTT adalah 2.368.982 suara (88,57%) untuk Jokowi-Ma'ruf dan 305,587 suara (11,43%). Sementara di Papua, suara Jokowi-Ma'ruf mencapai 3.021.713 suara (90,66%) dan Prabowo-Sandiaga meraih 311,352 suara (9,34%).
Kemenangan telak di Sumatera Barat dan Aceh, yang menjadi dua "kebanggaan" tim Prabowo-Sandi dan bahkan sempat memicu percakapan tentang "sistem electoral college ala Amerika" di hari-hari setelah pencoblosan, sudah tertutupi oleh suara yang diraih Jokowi-Ma'ruf di NTT dan Papua. Perbandingan selisihnya adalah 4.077.530 (untuk Prabowo-Sandi) versus 4.773.756 suara untuk Jokowi-Ma'ruf.
Jika diperhatikan, wilayah utama baik Jokowi-Ma'ruf ataupun Prabowo-Sandiaga mencerminkan sisi lain dari suara “politik identitas”. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010dari Badan Pusat Statistik (BPS) misalnya, masing-masing wilayah utama Jokowi ataupun Prabowo cenderung dominan penduduk dari agama tertentu.
Di wilayah Aceh dan Sumatera Barat, mayoritas penduduknya beragama Islam dengan persentase 98 persen (4.413.244) di Aceh dan 97 persen (4.721.924) di Sumatera Barat. Sementara, wilayah-wilayah suara Jokowi-Ma'ruf di empat provinsi di belahan timur, mayoritasnya dari penduduk non agama Islam. Di NTT, sebanyak 54 persen (2.535.937) penduduk beragama Katolik dan 35 persen (1.627.157) lainnya beragama Kristen. Di wilayah Papua juga sebanyak 65 persen (1.855.245) penduduknya beragama Kristen.
Editor: Gilang Ramadhan