Menuju konten utama

Kemenag Jogja Imbau Masjid Bijak Kelola Sampah Takjilan

Kemenag Jogja mengimbau agar masyarakat bijak mengelola sampah di tempat-tempat ibadah saat kegiatan takjilan.

Kemenag Jogja Imbau Masjid Bijak Kelola Sampah Takjilan
Keranjang tempat menampung sedekah sampah botol plastik di Masjid Diponegoro, Kota Yogyakarta, pada Kamis (27/2/2025). tirto.id/Siti Fatimah

tirto.id - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Yogyakarta (Jogja), Nadhif, mengatakan ada imej di masyarakat kerap terjadi penumpukan sampah di tempat ibadah saat Ramadhan. Hal itu tidak lepas dari aktivitas buka bersama atau takjilan yang digelar masjid.

“Jadi, yang namanya mengonsumsi hidangan. Cuma ketika Ramadhan ini, kan, [jemaah] berkumpul di tempat-tempat ibadah [ada potensi produksi sampah bertambah],” kata Nadhif di Kompleks Balaikota Yogyakarta, Kamis (27/2/2025).

Nadhif mengimbau agar masyarakat bijak mengelola sampah di tempat-tempat ibadah saat kegiatan takjilan.

“Harapannya nanti bisa mengelola sampah dengan baik. Termasuk kemudian menggunakan media [saji] untuk mengonsumsi ketika berbuka, itu dengan yang ramah terhadap lingkungan,” ucap dia.

Nadhif mencatat ada sekitar 542 masjid dan 512 musala di Kota Yogyakarta. Dia khawatir akan terjadi penumpukan sampah apabila tidak bijak mengolah sampah takjilan.

“Kami imbau, kepada pengelola masjid itu menyiapkan mulai dari piringnya, sampai kemudian gelasnya. Itu harapan kami, bisa meminimalkan sampah yang ada di tempat-tempat ibadah,” tutur Nadhif.

Nadhif mengaku sudah bertemu dengan para pengelola rumah ibadah agar mengelolah sampah secara mandiri. “Jadi, disiapkan [penampungan], dipilah, kemudian diolah secara mandiri,” kata dia,

Terpisah, Ketua Pengurus Masjid Diponegoro, Syamsul Azhari, mengatakan pihaknya telah mengantisipasi sampah saat Ramadhan. Pihaknya sendiri menyiapkan sekitar 1.000 porsi takjil untuk dibagikan kepada warga.

“Sampah terutama dari bahan makan termasuk wadahnya. Untuk menanggulangi itu, kami sudah menyiapkan sebanyak 2.000 piring,” kata Syamsul diwawancarai usai salat duhur, Kamis.

Syamsul mengatakan upaya menekan volume sampah, pihaknya menggunakan piring sebagai pengganti kardus. Mereka juga mengimbau masyarakat untuk membawa botol minum isi ulang.

“Kami menyiapkan beberapa titik dispenser,” tutur dia.

Masjid juga membuat biopori untuk mengolah sampah sisa makanan. Sementara untuk sampah plastik, disediakan keranjang khusus sebagai wadah penampungan.

“Kami sudah sangat minim sekali [produksi sampah]. Tidak seperti dulu sebelum rekayasa, memang luar biasa banyaknya. Untuk membatalkan kami kasih botol kecil, botolnya bisa untuk bank sampah,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN atau tulisan lainnya dari Siti Fatimah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Siti Fatimah
Penulis: Siti Fatimah
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama