tirto.id - Pihak kepolisian buka suara terkait kasus dugaan pemukulan yang dialami Ratna Sarumpaet dan viral di media sosial. Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto menyatakan, Polrestabes Bandung sudah mengecek nama Ratna di 23 rumah sakit (RS) di Bandung, guna menelusuri dugaan tersebut.
“Hasil pengecekan di Polrestabes Bandung dan 28 polsek jajaran dari tanggal 21 September sampai dengan 2 Oktober 2018, tidak ada laporan polisi [tentang] penganiayaan atas nama korban Ratna Sarumpaet,” kata Setyo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tirto, Selasa (2/10/2018).
Ke-23 RS yang sudah dicek itu, kata Setyo, adalah: RS Hasan Sadikin, RS Muhammadiyah, RSUD Ujung berung, RS Hermina Arcamanik, RS Hermina Pasteur, RS Halmahera, RS Sariningsih, RS Dr. Salamun, RS Adven, RS Boromeus, RS Santosa Gardujati, RS Kebon Jati, RS Rajawali, RS Santo Yusup, RS Al Islam, RS. Santosa, RS Melinda 1, RS Ibu & Anak Antapani, RS Limijati, Poliklinik BMS, RS Rotinsulu, Puskesmas, dan RS Melinda 2.
Selain itu, Setyo mengungkapkan, jajarannya juga telah melakukan penyelidikan dan berkoordinasi dengan pihak Bandara Husein Sastranegara Bandung. Namun, menurut Setyo, nama Ratna tetap tak ditemukan dalam manifest penumpang pesawat di Bandara Husein Sastranegara pada 21 September 2018. Hasil itu didapat setelah polisi mengecek manifest penerbangan dari maskapai Garuda, Citilink, Nam Air, Xpress Air, dan Air Asia.
Prabowo Subianto melalui konferensi pers yang digelar di rumahnya, Jalan Kertanagara, Jakarta Selatan, Selasa malam (2/10/2018), menjawab kejanggalan kasus ini. Menurut Prabowo, nihilnya nama Ratna di manifest bandara lantaran tidak jadi pulang ke Jakarta menumpang pesawat.
“Jelas manifest enggak ada karena dia tidak bisa datang check in kok," kata Prabowo menanggapi pernyataan Setyo.
Sementara, soal nihilnya nama Ratna di 23 rumah sakit di Bandung, Prabowo hanya menjawab singkat, "kliniknya yang mana, nanti kami cek."
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga sempat menjelaskan seputar aktivitas Ratna di Twitter yang tetap mencuit sejak 21 September sampai dua hari lalu yang menjadi keraguan warganet akan kebenaran dugaan penganiayaan ini.
Ia menyatakan, “ya kalian tahu kan bahwa account Twitter itu juga ada yang megang, ada administrasi. Twitter saya juga yang megang ada.”
Akan tetapi, saat ditanya bagaimana ia dan pihaknya memastikan bila Ratna Sarumpaet memang mengalami pengeroyokan guna membantah keraguan warganet, Prabowo justru menjawab ketus.
“Anda pernah digebukin enggak? Ini ibu-ibu umur 70 tahun digebukin, bicara sama saya saja ketakutan ya,” kata mantan Danjen Kopassus era Orba ini dengan nada tinggi sambil menunjuk ke arah wartawan yang mengajukan pertanyaan itu.
Sampai berita ini ditulis, Ratna belum bisa ditemui dan dihubungi untuk dimintai konfirmasi secara langsung perihal kejadian yang menimpanya. Saat kami mencoba menemuinya di rumahnya, di Jalan Kampung Melayu Kecil Nomor 24, Jakarta Selatan Selasa sore, ia tak ada di tempat. Anaknya, Muhammad Iqbal menyatakan, Ratna sedang berobat.
Konteks Kasus
Kasus dugaan pemukulan ini bermula dari beredarnya sebuah foto Ratna Sarumpaet di sebuah kamar rumah sakit dengan dua mata lebam diunggah sebagai status Facebook oleh akun bernama Rusdianto Samawa, Selasa (2/10/2018) dengan keterangan:
"Ratna Sarumpaet dikeroyok orang tak dikenal. Ibu Ratna Sarumpaet dalam kondisi babak belur pagi ini, Rumah Sakit masih dirahasikan karena beliau masih dalam kondisi trauma berat dipukuli beberapa Orang.
Ya Rabb, siapapun mereka baik dalang maupun pelaku nya Matikan mereka dalam kehinaan yang sehina hinanya. Mohon doanya agar Ibu Ratna Sarumpaet segera diberi kesembuhan, Untuk Lokasi Rumah Sakit sengaja masih di Rahasiakan demi Keamanan.
Nara Sumber : Mba Lili Bertha Kartika."
Status Facebook itu kemudian menyebar cepat di dunia maya setelah diunggah ulang netizen lainnya. Kebanyakan dalam bentuk tangkapan layar gawai atas unggahan itu.
Juru Bicara Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak saat dihubungi pada Selasa siang (2/10/2018) membenarkan bahwa Ratna mengalami pengeroyokan. “Kami telepon Mbak Ratna, jadi betul beliau itu dikeroyok dimasukkan ke dalam mobil, dan dikeroyok oleh orang yang tak dikenal di Bandara Bandung," kata Dahnil.
Namun, tak seperti yang ditulis Rusdianto di status Facebook-nya yang menyatakan Ratna dikeroyok pada 2 Oktober 2018, menurut Dahnil pengeroyokan terjadi "tanggal 21 September yang lalu." Lebih lanjut, Dahnil menyatakan, usai pengeroyokan Ratna sempat dirawat di rumah sakit di Bandung, meskipun tak bisa memastikannya.
Keterangan lain disampaikan Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Nanik S Deyang yang mengaku sudah menemui Ratna bersama Prabowo Subianto, Amien Rais, dan Fadli Zon di suatu tempat yang tak disebutkan olehnya, pada Selasa siang. Meski sedikit mirip, ada beda keterangan yang disampaikan Nanik dan Dahnil.
Menurut Nanik, Ratna dikeroyok tiga orang tak dikenal di sekitar Bandara Husein Saatranegara, Bandung, Jawa Barat, usai menghadiri sebuah acara konferensi, 21 September malam. Menurutnya, saat itu Ratna ke bandara bersama dua kawannya dari Malaysia dan Sri Lanka dengan menumpang taksi.
“Mbak Ratna sebetulnya agak curiga saat tiba-tiba taksi dihentikan agak jauh dari keramaian. Nah, saat dua temannya yang dari luar negeri turun dan berjalan menuju Bandara, Mbak Ratna ditarik tiga orang ke tempat gelap, dan dihajar habis oleh tiga orang, dan diinjak perutnya," kata Nanik melalui keterangan tertulisnya yang diterima Tirto, Selasa.
Setelah dipukuli, menurut Nanik, Ratna mengaku dilempar ke pinggir jalan aspal, sehingga bagian samping kepalanya robek. Namun, kata dia, Ratna mengaku tak begitu ingat urutan kejadian lantaran terjadi dengan cepat.
“Mbak Ratna masih sedikit sadar saat dia kemudian dibopong sopir taksi dan dimasukkan ke dalam taksi. Oleh sopir taksi mbak Ratna diturunkan di pinggir jalan di daerah Cimahi," kata Nanik.
Selanjutnya, kata Nanik, dengan sisa tenaga Ratna mencari kendaraan lain menuju rumah sakit. Namun, bukan di Bandung seperti kata Dahnil, rumah sakit itu berada di Cimahi. Ratna, menurut Nanik, juga menelepon temannya seorang dokter bedah dan langsung mendapat penanganan.
“Mbak Ratna malam itu juga langsung balik ke Jakarta, dan dalam situasi trauma habis dia harus berdiam diri selama 10 hari. Barulah hari Minggu lalu dia memanggil Fadli Zon ke rumahnya, dan baru semalam Fadli Zon melaporkan ke Pak Prabowo, dan hari ini di suatu tempat menemui Pak Prabowo,” kata Nanik.
Saat diklarifikasi mengenai hal ini di Kompleks DPR, Fadli Zon membenarkan telah bertemu Ratna dua hari lalu dan menceritakan cerita seperti yang dituturkan Nanik.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Abdul Aziz