tirto.id - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Choiri Fauzi, meminta kepada seluruh kepala daerah di Indonesia untuk melakukan perencanaan pembangunan yang berorientasi pada keterlibatan perempuan. Menurutnya, semakin perempuan berperan dalam pemerintahan maka dapat meningkatkan kesejahteraan.
Arifah memaparkan bahwa dalam kehidupan sosial perempuan masih mengalami berbagai bentuk diskriminasi yang menempatkannya lebih rendah dibanding laki-laki. Oleh karenanya, Arifah menekankan penyusunan kebijakan yang inklusif dengan memperhatikan kesetaraan gender.
“Perempuan masih mengalami pelabelan, marginalisasi, subordinasi, beban ganda, dan kekerasan terhadap perempuan,” kata Arifah dalam retret pembekalan kepala daerah di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, Selasa (25/2/2025).
Arifah mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 281,6 juta jiwa.
Jumlah tersebut terdiri dari 142,2 juta laki-laki dan 139,4 juta perempuan. Angka ini menunjukkan bahwa separuh penduduk Indonesia adalah perempuan.
“Semakin banyak bukti bahwa perempuan dapat berpartisipasi dalam pembangunan sama baiknya dengan laki-laki,” kata dia.
Dalam presentasinya, Arifah mengungkap Indeks Pembangunan Gender (IPG) di sejumlah daerah. Data yang ditampilkan menunjukkan ada daerah yang angkanya di atas rerata nasional, tapi juga tak sedikit yang di bawah nasional.
Dirinya berharap, para kepala daerah yang baru dilantik dapat meningkatkan indeks tersebut.
“Mudah-mudahan dengan kepemimpinan kepala daerah yang baru ini angka-angka ini akan mengalami peningkatan,” kata Arifah.
Selain soal keterlibatan perempuan dalam pembangunan pemerintah daerah, hadir pula Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji.
Wihaji menjelaskan, terdapat 11 juta keluarga dengan kepala keluarga perempuan. Keluarga ini menjadi bagian penting yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, termasuk daerah.
“Karena keluarga dengan kepala keluarga perempuan ini penting untuk menjadi salah satu generasi yang butuh perhatian pemerintah,” kata Wihaji.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto