Menuju konten utama

Kasus-Kasus Mengerikan Benda Asing di Tubuh Manusia

Benda-benda asing ditemukan di tubuh manusia: sebagian karena malapraktik saat operasi, sisanya dimasukkan sendiri.

Kasus-Kasus Mengerikan Benda Asing di Tubuh Manusia
Ilustrasi foto x-ray menampilkan gunting bedah di dalam perut. FOTO/Rex

tirto.id - 27 kontak lens diketahui terperam di mata seorang pasien perempuan dari Inggris berusia 62 tahun. Hal ini diketahui setelah si pasien menjalani operasi katarak rutin di Rumah Sakit Solihull di West Midlands, demikian lapor Guardian.

Laporan the British Medical Journal (BMJ) menyebutkan bahwa pakar kesehatan menemukan tanda-tanda keberadaan benda asing saat pemeriksaan mata perempuan tersebut. Saat diperiksa, ternyata ada 17 kontak lens yang menempel bersama cairan mukus dari membran mukosa. Pemeriksaan lebih lanjut malah menemukan keberadaan 10 kontak lens lain di mata perempuan itu.

Laporan BMJ menyebut ia memiliki penglihatan yang buruk dan bentuk mata yang aneh. Kondisi itu diperkirakan karena adanya benda asing di matanya. Dokter yang menangani pasien menyebutkan bahwa mereka tak pernah menemukan hal semacam ini sebelumnya.

Rupal Morjaria, dokter spesialis ophthalmology, menyebutkan bahwa hal yang paling mengejutkan adalah bagaimana bisa 17 kontak lensa melekat bersama dan tertinggal di mata si pasien. Seseorang pasti akan merasakan tidak nyaman, karena benda asing biasa seperti debu saja sudah bisa membuat mata iritasi. Apalagi jika benda besar ini tertinggal nyaris selama bertahun-tahun?

“Ia [si pasien] sangat terkejut. Ia berpikir bahwa rasa tak nyaman di mata hanya karena usia tua dan mata yang kering,” kata Rupal.

Dalam sejarah medis, ada banyak prosedur yang dilakukan untuk meyelamatkan manusia melalui operasi. Operasi ini kadang berhasil menyembuhkan si pasien atau bahkan melahirkan temuan mengerikan.

Pada 2006, misalnya, seorang warga Yunan dari Cina bernama Li Fu mengalami perampokan yang membuatnya terluka parah. Perampokan tersebut gagal, namun Li Fu terluka parah di bagian kepala. Bertahun-tahun kemudian Li Fu mengeluhkan sakit di kepalanya. Setelah diperiksa secara seksama, ternyata ada pisau menancap di kepalanya. Empat tahun kemudian pisau itu baru bisa dikeluarkan.

Pada 2007, Loyola University Health System merilis laporan yang menyebutkan bahwa di Amerika Serikat ditemukan 1500 orang yang di tubuhnya terdapat benda asing usai melakukan operasi medis. Duapertiga temuan berupa spons yang biasa digunakan untuk membersihkan darah. Spons tersebut tidak berbahaya bagi tubuh, tapi jika tertinggal dalam organ dalam ia akan menyebabkan rasa sakit, infeksi, kesulitan kencing, perlambatan kesembuhan, operasi tambahan dan pada kasus yang jarang terjadi dapat menimbulkan kematian.

Kisah lain yang mengerikan dikisahkan oleh Dr. Anne Dembitzer, seorang internis di rumah sakit Veterans Affairs di Palo Alto. Pria berusia 59 tahun datang menemui Dr. Dembitzer, ia mengeluhkan rasa sakit luar biasa di perutnya. Saat pemeriksaan berlangsung ditemukan spatula, yang biasa digunakan untuk membuka perut, ditemukan di belakang hati pasien ini. Temuan ini bukan yang pertama. Si pasien sebelumnya pernah melakukan operasi pada 2000 karena ada benda asing yang tertinggal saat operasi. Temuan spatula ini membuat pria itu dua kali dioperasi karena alasan yang sama.

Dr. Atul A. Gawande dari Brigham and Women's Hospital di Boston menulis untuk The New England Journal of Medicine tentang benda asing yang tertinggal pada tubuh manusia usai operasi. Menurutnya, temuan benda asing ini sangat jarang. Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat rata-rata setahun ada 28 juta operasi yang dilakukan, sementara temuan sisa operasi dalam tubuh manusia “hanya” 1500 temuan dalam 10 tahun.

Tapi dampaknya bisa sangat mahal. Satu kasus semacam ini bisa membuat rumah sakit didenda hingga 50 ribu dolar. Pada 2012, angka ini meningkat menjadi 4.000 kasus temuan benda asing di tubuh setiap tahunnya.

Lantas bagaimana jika benda asing tersebut secara sadar dimasukkan oleh yang bersangkutan?

Di Prancis, seorang pria 62 tahun yang mengalami gangguan kesehatan mental mengeluh sakit perut dan tak bisa buang air besar. Para dokter di Cholet General Hospital lantas melakukan pemeriksaan X-ray. Dugaan awalnya adalah keberadaan benda hitam, yang diperkirakan benda metal atau logam, di bagian perut pasien. Setelah dioperasi, dokter menemukan 350 koin senilai 4,050 francs, butiran kalung, dan beberapa jarum dengan berat 5,5 kilogram.

Setelah menemui keluarga sang pasien, para dokter mendapatkan informasi bahwa orang tersebut memiliki kebiasaan menelan koin selama 10 tahun. Dokter yang memeriksa pasien ini menyebut bahwa ada penyakit yang disebut dengan pica, prilaku kompulsif untuk menelan sesuatu yang bukan makanan.

Istilah "pica" diambil dari jenis unggas yang memakan apapun. Gejala pica ini bisa bermacam-macam dan bisa mengkonsumsi apapun, seperti debu, tanah, abu, kapur, shampo, sikat gigi, obat nyamuk, hingga batu bata.

Infografik Benda aneh saat operasi

Di Indonesia, kasus serupa pernah terjadi di Situbondo. 15 Juli lalu, Hendro Jatmiko, warga Situbondo, Jawa Timur, mengeluhkan sakit perut. Saat diperiksa ditemukan puluhan benda asing bersarang di perutnya seperti paku, silet, garpu, hingga korek gas.

Pica merupakan perilaku impulsif yang kerap ditemui pada pasien yang memiliki sejarah gangguan kesehatan mental. Dokter yang merawat Hendro Jatmiko kemudian menyebutkan bahwa pasiennya memiliki sejarah gangguan kesehatan mental dan pernah dirawat di rumah sakit jiwa.

Selain pica, dunia medis juga mengenal Trichophagia, gangguan kejiwaan berupa keinginan untuk menelan rambut. Trichophagia banyak ditemukan di kalangan penderita Trichotillomania, yaitu mereka yang memiliki gangguan kesehatan mental berupa dorongan mencabut rambut dari tubuhnya, baik dari kepala, ketiak, mata, kemaluan, hingga kaki.

Penyakit Trichophagia pertama kali ditemukan dokter Prancis, M. Baudamant, pada akhir abad ke 18. Gejala itu ia temukan pada remaja berusia 16 tahun yang hobi memakan rambut.

Salah satu kasus Trichophagia paling menghobohkan terjadi pada Ayperi Alekseeva. Gadis yang saat itu berusia 18 tahun mengeluh sakit perut dan tak bisa makan atau minum. Warga Kirgistan ini lantas dibawa ke rumah sakit. Dalam tubuhnya ditemukan benda hitam asing yang tak dikenali. Setelah dioperasi ditemukan 4,5 kilogram rambut dalam tubuhnya.

Baca juga artikel terkait MEDIS atau tulisan lainnya dari Arman Dhani

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Arman Dhani
Penulis: Arman Dhani
Editor: Zen RS