Menuju konten utama

Kasus COVID-19 Membaik, Siap dengan Sistem Pembelajaran Tatap Muka?

Satgas Covid-19 berkoordinasi dengan Kemendikbud tentang kemungkinan diadakannya kembali Pembelajaran Tatap Muka

Kasus COVID-19 Membaik, Siap dengan Sistem Pembelajaran Tatap Muka?
Seorang guru mendampingi seorang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) saat mengikuti pembelajaran secara daring di asrama Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Malang, Jawa Timur, Rabu (26/8/2020). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/aww.

tirto.id - Perkembangan kasus aktif COVID-19 di Indonesia pekan ini mengalami perkembangan ke arah yang signifikan membaik. Dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, 319 kabupaten/kota atau 61,8% memiliki kasus aktif kurang dari 50 kasus.

"Ini artinya sebagian besar wilayah di Indonesia memiliki kasus aktif yang tinggal sedikit," ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Kantor Presiden, Kamis (19/11/2020) dikutip dari laman resmi #SatgasCovid.

Terkait membaiknya kasus COVID-19 di Indonesia, Satgas Penanganan Covid-19 terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tentang kemungkinan diadakannya kembali Pembelajaran Tatap Muka pada satuan pendidikan.

"Satgas selalu berkoordinasi dengan Kemendikbud beserta kementerian dan lembaga lainnya, terkait panduan penyelenggaraan tahun ajaran dan tahun akademik 2020/2021 di masa pandemi Covid-19," ujarnya menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Kantor Presiden, Kamis (19/11/2020) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Hal utama yang menjadi pertimbangan ialah perkembangan dan penanganan kasus positif setiap daerah. Oleh karena itu Satgas Penanganan Covid-19 meminta kepada pemerintah daerah untuk mengikuti arahan dan keputusan yang ditetapkan Kemendikbud terkait Pembelajaran Tatap Muka.

"Kami ingatkan sekali lagi, prinsip pembukaan pada masa pandemi, yaitu harus ada prakondisi, timing, prioritas, koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta monitoring evaluasi guna menjaga keamanan masyarakat," tegas Wiku.

Selama masa pandemi ini pemerintah Indonesia melalui Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengubah sistem pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring (dalam jaringan atau online).

Kendala Kesenjangan Digital Pusat & Daerah

Lembaga penelitian Singapura ISEAS-Yusof Ishak Institus menerbitkan hasil risetnya yang mengungkap ada 69 juta siswa Indonesia yang menghadapi ancaman kehilangan akses pendidikan selama pandemi COVID-19. Mereka berasal dari keluarga kurang mampu yang kesusahan mengakses internet.

East Ventures dalam laporannya bertajuk Digital Competitive Index Indonesia menerangkan provinsi-provinsi dengan akses telekomunikasi terbaik seluruhnya berada di Pulau Jawa. Urutan pertama ada DKI Jakarta, disusul Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Banten.

Sementara itu, lima provinsi dengan koneksi terburuk seluruhnya berada di luar Pulau Jawa. Antara lain Bengkulu, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, dan lagi-lagi posisi paling buncit dihuni oleh Papua.

Selama infrastruktur digitalnya belum menunjang, sekolah-sekolah di berbagai daerah akan terpaksa melaksanakan pembelajaran tatap muka. Meski dilaksanakan secara bergantian, keputusan ini tetap meningkatkan risiko penularan COVID-19 terutama di daerah yang berstatus zona merah.

____________________

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE CEGAH COVID-19 atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH