tirto.id - Akun Twitter @opposite6890 menuding Polri memiliki buzzer anggota kepolisian untuk mendukung capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin dalam Pemilu 2019. Saat ini kepolisian masih mendalami kasus tersebut.
“Saat ini sudah masuk ke materi penyidikan. Nanti perkembangan lanjutan akan kami sampaikan,” ujar Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Selasa (12/3/2019).
Ia menegaskan jajaran Direktorat Siber Polri tidak terburu-buru menentukan tersangka dan semua harus berdasarkan fakta hukum, maka penyidik masih mencari aktor intelektual dan pemilik akun tersebut.
Dedi menambahkan nanti akan ada ahli Internet dan Transaksi Elektronik (ITE) dalam gelar perkara untuk membuktikan bahwa informasi di dalam akun itu ialah bohong. “Nanti dari pakar memberikan penjelasan, kalau Polri fokus ke penanganan berita hoaks,” ucap dia.
Dedi mengklaim akun @opposite6890 merupakan akun anonim yang tidak bisa dipertanggungjawabkan isinya. Selain itu, ia menegaskan bahwa anggota Korps Bhayangkara netral dalam rangkaian pemilu.
“Akun anonim tidak memiliki kredibilitas, tidak bisa dijadikan sebagai rujukan berita karena yang disebarkan ialah berita bohong. Yang disebarkan ialah tidak benar dan Polri netral,” ujar Dedi, Jumat (8/3/2019).
Kategori akun itu menyebarkan berita bohong, sambung dia, karena tidak bisa diklarifikasi, tidak bisa dikonfirmasi dan tidak bisa diverifikasi isinya maka konten yang disebarkan ialah informasi bohong.
“Kalau berita hoaks ada ancaman pidana bagi pelaku, serta publik harus berhati-hati, bijak dan cerdas dalam bermedia sosial,” jelas Dedi.
Akun @opposite6890 itu mengunggah informasi berisi tudingan pada 5 Maret 2019, sekitar pukul 02.22 WIB. Akun itu menyatakan sebagai berikut:
“Setelah whistleblower mengungkap bahwa Kepolisian adakan Pelatihan Buzzer. Dimana setiap Buzzer harus install APK Sambhar. Hasil Scan Sambhar keluar Destinasi IP 120.29.226.193. Hasil Scan IP 120.29.226.193 ternyata dimiliki Polri.”
Kini Polri masih mengidentifikasi pemilik akun @opposite6890. "Direktorat Siber melakukan langkah progresif, kami memprofil dan mengidentifikasi siapa pemilik akun anonim itu,” tegas Dedi.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Maya Saputri