tirto.id - Ada alasan kenapa kapal Titanic—yang diambil dari nama kaum dewa berukuran raksasa di mitologi Yunani—punya nama awal Gigantic. Sesuai namanya yang berakar dari diksi Yunani gigantikos, kapal ini punya panjang lebih dari 260 meter, dengan lebar beam 28 meter, dan tinggi 53 meter. Dengan ukuran ultra raksasa itu, Titanic mampu membawa lebih dari tiga ribu penumpang.
Dalam buku Report into the Loss of the SS Titanic (2012), Samuel Harpern menyebut bahwa Titanic adalah kapal terbesar perusahaan kapal asal Inggris, White Star Line, sekaligus yang terbesar di dunia. Kedigdayaan Titanic tak hanya soal ukuran, tapi juga soal bahan baku pembuatannya. Badannya terbuat dari lempeng baja dengan tebal antara 2,5 sentimeter hingga 3,8 sentimeter. Bahan lain terbuat dari besi pilihan, yang ditempa dan disambung dengan teknik paling maju pada zaman itu.
Maka tak heran kalau Philip Franklin, Wakil Presiden White Star Line, pernah sesumbar setengah congkak.
“Rasanya tak mungkin Titanic akan tenggelam, kapal itu tak bisa tenggelam,” ujarnya pada 1912.
Tak ada yang menyangka, pada 15 April 1912 dini hari, lima hari setelah berlayar, Titanic, sang raksasa di lautan itu harus karam karena menabrak gunung es. Kecelakaan yang menewaskan lebih dari 1.600 orang ini dianggap sebagai salah satu kecelakaan laut paling mengerikan dan menyedihkan. Kapal yang dianggap mustahil tenggelam itu pada akhirnya harus terkubur dengan tubuh terbelah dua di kedalaman 3.784 meter Lautan Atlantik. Bangkainya baru bisa ditemukan pada 1985.
Setelah duka usai, tema obrolan yang cukup ramai dibicarakan adalah: Titanic ternyata diasuransikan ke Lloyd, salah satu perusahaan asuransi ternama saat itu. Pada 9 Januari 1912, Willis Faber & Co mengajukan asuransi untuk dua kapal milik White Star Line: Titanic dan Olympic.
Karena risikonya besar, tak heran kalau nilai tanggungannya amat mencengangkan. Untuk asuransi badan kapal saja nilainya mencapai 1 juta Poundsterling, yang kalau diukur dengan nilai sekarang mencapai 95 juta Poundsterling. Saking besarnya nilai tanggungan ini, Lloyd harus berkongsi dengan lebih dari 70 perusahaan asuransi lain, termasuk beberapa perusahaan asuransi dari Amerika Serikat.
Perkara asuransi ini jelas menarik. Sebab, seyakin-yakinnya White Star Line akan kekuatan Titanic, juga sebesar apa pun sesumbar Philip Franklin yang bilang Titanic tak akan tenggelam, toh mereka tak ingin menanggung risiko. Maka asuransi pun dibuat, sebab mereka paham: tak ada yang tak mungkin di dunia, termasuk karamnya Titanic, dan asuransi setidaknya akan membuat pikiran mereka tenang.
Anggapan itu betul belaka. Llyod dan para perusahaan asuransi, membayar semua klaim asuransi—yang totalnya diperkirakan mencapai 12 juta dolar, atau sekitar 278 juta dolar dalam kurs hari ini—dalam waktu 30 hari. Jumlah pembayaran itu dianggap sebagai salah satu pembayaran asuransi terbesar sepanjang sejarah.
Pada dasarnya, asuransi adalah cerminan hidup dan manusia. Bahwa manusia selalu hidup berdampingan dengan ketidakpastian, dan meminjam istilah yang dipopulerkan oleh filsuf Denmark Soren Kierkegaard: ketidakpastian itu melahirkan angst, alias kecemasan. Tak banyak manusia yang bisa hidup dengan rasa kecemasan, karenanya lahirlah asuransi yang bisa memberikan rasa aman dan mengikis rasa cemas dan takut akan ketidakpastian.
Salah satu perusahaan yang bisa memberikan rasa tenang adalah FWD Life Indonesia. Perusahaan asuransi yang berdiri sejak 2013 di Indonesia ini punya jaringan luas, dari Hong Kong hingga Singapura, mulai Thailand sampai Jepang. FWD Life juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Asuransi yang ditawarkan oleh FWD Life ada banyak jenis, namun salah satu yang paling diminati adalah SPrInt Link Series. Berbeda dengan asuransi lain, SPrInt Link Series adalah asuransi yang merupakan gabungan asuransi jiwa dan investasi. Sebagai asuransi gabungan, ada banyak keunggulan yang dimiliki SPrInt Link Series.
Pertama, jika tertanggung meninggal sebelum usia 100 tahun, maka FWD Life akan membayar uang pertanggungan dan bonus investasi yang terbentuk.
Selain itu, pihak tertanggung juga bisa memilih berbagai macam asuransi tambahan dengan berbagai manfaat. FWD Life menawarkan FWD Hospital Surgical, di mana jika tertanggung harus menjalani perawatan di rumah sakit, maka seluruh biaya perawatan akan langsung dibayarkan sesuai dengan plan yang dipilih. Total, ada sembilan asuransi tambahan yang bisa dipilih sebagai pelengkap dari polis asuransi SPrInt Link Series.
Asuransi tambahan ini sudah termasuk beberapa manfaat lain. Misalkan waiver, yang membuat pemegang polis tidak perlu membayar biaya premi sepanjang masa hidupnya jika terjadi kecelakaan yang berakibat cacat total. Ada pula fasilitas hospital surgical, yakni penggantian biaya rawat inap atau jalan ketika mengalami kecelakaan. Selain itu, asuransi tambahan ini juga menghadirkan asuransi tambahan FWD Critical Illness, yang akan memberikan santunan ketika pemegang polis mengalami penyakit kritis.
Keuntungan yang paling terlihat dari asuransi SPrInt Link Series ini adalah: yang ditanggung asuransi dan yang mendapat manfaat bukan hanya pemegang polis saja, melainkan juga keluarga.
Sebagai ilustrasi, Budi (35) punya satu istri (30), dan tiga orang anak. Budi membeli SPrInt Link melalui agen, dengan tiga asuransi tambahan. Biaya yang dikeluarkan oleh Budi perbulan adalah Rp4 juta untuk asuransi dasar, dan Rp500 ribu untuk top up premi berkala. Dengan jumlah yang dibayarkan itu, Budi dan keluarganya mendapat banyak manfaat. Asuransinya sendiri sudah bernilai Rp300 juta plus nilai investasi. Budi dan keluarga juga mendapat manfaat dari asuransi tambahan berupa FWD Critical Illness Non Accelerated (Rp150 juta), FWD Waiver of Premium Insured Plus (Rp4,5 juta per bulan), dan FWD Family Term untuk istri dan anak sebesar Rp300 juta plus investasi. Untuk premi dan pilihan asuransi tambahan ini bisa disesuaikan dengan bujet tertanggung.
Asuransi tambahan atau riders jelas merupakan instrumen penting dalam asuransi. Selama ini, ia kerap dianggap remeh dan hanya diperlakukan sebagai pelengkap belaka. Ini tentu anggapan yang salah, karena asuransi tambahan adalah bagian penting dari asuransi jiwa. Ini ditegaskan oleh Nurul Qomariyah, penulis buku Selami Asuransi Demi Proteksi Diri: Segenap Informasi tentang Asuransi (2016).
“Ilustrasi sederhananya, kita hanya perlu membayar biaya tambahan 50 ribu rupiah per bulan, tapi bisa dapat manfaat senilai ratusan juta rupiah,” kata Nurul.
Secara skala, apa yang ditawarkan perusahaan asuransi seperti FWD Life ini memang tidak sama seperti Willis Faber & Co ketika menjaminkan Titanic.
Namun apa yang ditawarkan FWD Life adalah esensi dari segala jenis asuransi: perasaan tenang dan aman dalam menghadapi ketidakpastian di dunia. Dan sebagaimana semua yang telah dijamin, ia membuat kita bisa menjalani hidup dengan lebih tenang dan nyaman.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis