Menuju konten utama

Kapolri Sebut Korban Erupsi Gunung Lewotobi Bersedia Direlokasi

Warga korban erupsi Gunung Lewotobi memberi syarat jika ingin direlokasi, yakni harus dekat dengan perkebunan dan peternakan yang dimiliki mereka.

Kapolri Sebut Korban Erupsi Gunung Lewotobi Bersedia Direlokasi
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) bersama Kabaharkam Polri Komjen Pol Fadil Imran (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan usai melepas bantuan sosial di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Senin (19/6/2023). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/rwa.

tirto.id - Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengeklaim sebagian besar korban erupsi Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta direlokasi.

Hal itu disampaikan Sigit saat meninjau posko pengungsian korban erupsi Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (18/11/2024) dan mendengarkan berbagai keluhan hingga masukan dari masyarakat terdampak.

"Tentunya kami tadi juga sempat menanyakan ke masyarakat terkait dengan keinginan mereka. Apakah mereka ingin kembali ataukah mengikuti program pemerintah untuk relokasi? Berbagai macam, namun sebagian besar yang menginginkan untuk relokasi," kata Sigit dalam keterangan tertulis, Senin (18/11/2024).

Sigit mengutarakan, para pengungsi menyatakan bersedia di relokasi asalkan dekat dengan perkebunan atau peternakan yang mereka miliki. Dengan begitu, mereka tetap bisa beraktivitas mencari nafkah.

"Tentunya ini menjadi tugas kita, bupati untuk ikut membantu mempercepat proses pencarian tanah dan kemudian pemerintah pusat akan segera melakukan pembangunan, dan harapan kita masyarakat, adek-adek kita juga bisa segera beraktivitas normal," ungkap Sigit.

Sigit menambahkan, para pengungsi akan disediakan tempat pemungutan suara (TPS) khusus, mengingat Pilkada serentak 2024 akan terlaksana pekan depan. Sigit menerangkan, hal itu diputuskan usai mendengarkan masukan dari para pengungsi. Para korban di Sikka diminta untuk mencoblos di TPS khusus yang disiapkan di Kabupaten Flores Timur.

"Jadi, tadi juga dibicarakan dengan hak masyarakat untuk memilih pada tanggal 27 November nanti akan disiapkan TPS khusus. Karena memang berbeda Kabupaten, sehingga apabila ingin haknya bisa dipenuhi tentu harus melaksanakan pemilihan suara di wilayah Flores Timur, di TPS khusus yang sudah disiapkan," tutur Sigit.

Sebagai informasi, berdasarkan catatan Polri, jumlah pengungsi di Posko Pengungsian Desa Konga ada 1.437 jiwa. Jika dirinci, 816 laki-laki, 621 perempuan, 17 bayi, 99 balita, 174 lansia, 13 ibu hamil, 8 ibu menyusui, dan 9 disabilitas.

Lalu, di posko pengungsian Desa Lewolaga terdapat jumlah pengungsi sebanyak 1.192 jiwa. Jika dirinci, 599 laki-laki, 592 perempuan, 19 bayi, 65 balita, 120 lansia, 5 ibu hamil, 9 ibu menyusui, dan 3 disabilitas.

Terakhir, posko pengungsian di Desa Bokong terdapat jumlah pengungsi sebanyak 572 jiwa. Jika dirinci, 292 laki-laki, 280 perempuan, 7 bayi, 48 balita, 126 lansia, 2 ibu hamil, 20 ibu menyusui, dan 4 disabilitas.

Baca juga artikel terkait ERUPSI GUNUNG atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Ayu Mumpuni
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Andrian Pratama Taher