Menuju konten utama

Kapolri: Pancasila Sudah Final untuk Indonesia!

"Negara Pancasila adalah final (harga mati). Kalau negara Pancasila itu diubah, diganti, negara ini akan pecah," tegas Tito Karnavian.

Kapolri: Pancasila Sudah Final untuk Indonesia!
Kapolri Tito Karnavian. TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian menegaskan bahwa Pancasila adalah harga mati. Kapolri tegas menyatakan, Indonesia sebagai negara Pancasila merupakan hal yang sudah final dan tidak bisa diutak-atik lagi. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia tidak tergantikan.

"Negara Pancasila adalah final (harga mati). Kalau negara Pancasila itu diubah, diganti, negara ini akan pecah," tukas Tito Karnavian dalam Seminar dan Lokakarya bertajuk Indonesia di Persimpangan Negara Pancasila dan Negara Agama, yang digelar di Jakarta, Sabtu (8/4/2017).

Tito Karnavian menambahkan, demokrasi Pancasila yang dicetuskan para pendahulu bangsa tidak boleh meredup, apalagi diganti dengan paham lainnya, karena Pancasila sudah menjadi bagian dari setiap rakyat Indonesia.

Para bapak bangsa seperti Presiden RI pertama Sukarno, lanjut Kapolri, memahami konsep kebhinekaan dan perbedaan dapat menjadi faktor pemecah jika tidak diikat dalam satu kesatuan bangsa Indonesia, dan pengikat itu adalah Pancasila. “Indonesia tetap berdasar pada demokrasi Pancasila,” tandas Tito Karnavian.

Kapolri menambahkan, sebagai negara Pancasila, Indonesia yang merupakan bangsa majemuk dan tumbuh sebagai satu kesatuan. Jika Indonesia tidak menjadi negara Pancasila maka perpecahan akan terjadi. Tito Karnavian mencontohkan misalnya jika Indonesia menjadi negara agama.

Di sisi lain, sambungnya, secara perlahan demokrasi liberal Barat masuk ke dalam masyarakat Indonesia. Menurut Kapolri, demokrasi yang lebih liberal itu akan mengutamakan dan mendasarkan segala sesuatu atas nama kebebasan. Sisi positifnya, adanya mekanisme "checks dan balances" pada pemerintahan dan masyarakat lebih partisipatif sehingga pemerintah tidak bersikap semi otoriter.

Namun, sebut Tito Karnavian, di satu sisi demokrasi liberal itu mengandung risiko mengentalnya primordialisme dan membatasi kebebasan kelompok lain. Kapolri mengkhawatirkan Pancasila yang menjadi ideologi bangsa terkikis oleh demokrasi liberal.

“Untuk itu, nilai-nilai Pancasila harus tetap diajarkan pada sekolah-sekolah di Tanah Air dan ditanamkan pada anak bangsa sejak dini,” tutup Kapolri.

Baca juga artikel terkait KAPOLRI atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: antara
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya