Menuju konten utama

Kapasitas Listrik Naik 15 GW di Era Pertama Jokowi, 60% dari PLTU

Kapasitas terpasang pembangkit listrik menyentuh 69,6 GW dari 5 tahun sebelumnya di kisaran 54,7 GW.

Kapasitas Listrik Naik 15 GW di Era Pertama Jokowi, 60% dari PLTU
Sejumlah pekerja menyelesaikan pemasangan jaringan yang menyuplai tenaga listrik ke bandar udara Mutiara Sis Aljufri di Desa Pombewe, Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (22/11/2019).ANTARA FOTO/Basri Marzuki/aww.

tirto.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat terdapat tambahan kapasitas pembangkit sebanyak 15 Giga Watt (GW) dalam lima tahun terakhir.

Total kapasitas terpasang pembangkit listrik nasional sampai 2019 kemarin menyentuh 69,6 GW dari 5 tahun sebelumnya di kisaran 54,7 GW.

Dari total penambahan sebanyak 15 GW itu, penambahan pembangkit PLTU masih mendominasi realisasi selama 5 tahun pertama kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Selama 5 tahun terakhir jumlah kapasitas PLTU bertambah setidaknya 9 GW atau sekitar 60 persen.

Energi Baru dan Terbarukan (EBT) hanya menyumbang tambahan sekitar 3,61 GW setara 24 persen dari total 15 GW.

"Kapasitas pembangkit listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT) saat ini berada di sekitar angka 10,3 GW atau sekitar 14,8 persen," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Minggu (9/2/2020).

Pada tahun 2019, porsi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan angka 34,7 GW setara 49,9 persen. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) sebanyak 19,9 GW setara 28,6 persen dari total.

Pembangkit Listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) hanya berkontribusi 10,3 GW setara 14,8 persen dari total. EBT hanya menang dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di angka 4,6 GW atau setara 6,7 persen.

Sementara itu, porsi pembangkit PLTU di 2014 mencapai 25,104 GW setara 47,31 persen pembangkit di 2014. Lalu PLTG menyumbang sekitar 15,067 GW atau setara 28,39 persen.

EBT pada tahun 2014 hanya berada di kisaran 6,686 GW setara 12,60 persen. Sisanya PLTD hanya 6,209 GW setara 11,70 persen.

Menariknya, meski selama 5 tahun terakhir tambahan pembangkit masih didominasi PLTU dan PLTG, pemerintah masih akan mengulangi pola serupa 5 tahun ke depan sampai 2024.

Dalam target penambahan kapasitas sebanyak 27,28 GW sampai 2024, pembangkit fosil masih mendominasi sebesar 18,28 GW setara 67,0 persen dan sisanya pembangkit EBT hanya sebesar 9,05 GW atau setara 33,0 persen.

"Dari total kapasitas sebesar 27,28 GW yang direncanakan, terdapat kapasitas terpasang pembangkit Program 35.000 MW sebesar 20,62 GW. Sisanya dari program Fast Tracking Project (FTP)," ucap Rida.

Baca juga artikel terkait PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana