tirto.id - Lebaran Ketupat merupakan tradisi di berbagai daerah Indonesia yang akan dilaksanakan biasanya seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Adapun Lebaran 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025, berdasarkan hasil Sidang Isbat yang disampaikan pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) pada Sabtu, 29 Maret 2025.
Ketupat merupakan salah satu makanan khas yang disajikan ketika Lebaran. Namun tidak saja di hari H, sejumlah daerah memiliki tradisi Lebaran Ketupat atau perayaan Lebaran khusus untuk menyajikan ketupat.
Lebaran ketupat disebut sudah ada sejak laman. Laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebutkan, bahwa di Jawa tradisi tersebut sudah diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga.
Lebaran ketupat memiliki berbagai istilah. Di Gresik, Jawa Timur seperti disebutkan melalui laman pemerintah kabupaten (pemkab) setempat, bahwa Lebaran Ketupat dikenal sebagai Riyoyo Kupat.
Di daerah Pantura, tradisi ini disebut dengan Lebaran Kecil (Bada Cilik). Bagi masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Lebaran Ketupat juga disebut dengan Lebaran Nine (Lebaran Wanita). Sebutan ini untuk membedakan Lebaran yang diadakan setelah berpuasa pada bulan Ramadhan yang disebut dengan Lebaran Mame (Lebaran Pria). Sedangkan di Madura, Jawa Timur, Lebaran Ketupat disebut dengan Tellasan Ketupat.
Di beberapa daerah lain, lebaran ketupat juga disebut sebagai Syawalan. Tradisi ini menunjukkan adanya perayaan yang tidak hanya secara religi dan berkaitan dengan keimanan, tetapi juga perayaan kultural.
“Ketupat ini memiliki makna khusus, ada kualitas individual, kualitas sosial, dan kualitas spiritual,” kata dosen Aqidah Filsafat Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Fahruddin Faiz, kepada Kemenkes, April 2024.
Bentuk perayaannya biasanya bermacam-macam. Namun, yang paling banyak ditemui yakni dalam bentuk tradisi slametan. Di dalamnya, umat Islam dapat saling bersedekah dan bersilaturahmi selama lebaran.
Kapan Lebaran Ketupat 2025?
Penyelenggaraan Lebaran Ketupat biasanya pada waktu sepekan setelah Idul Fitri. Beberapa daerah memperingati Lebaran Ketupat pada tanggal 8 Syawal atau setelah melaksanakan puasa sunah selama 6 hari.
Mengacu pada keputusan pemerintah, 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 pagi. Maka hari ke-8 Syawal 1446 H akan bertepatan pada Senin, 7 April 2025 pagi.
Sesuai namanya, saat Lebaran Ketupat ini biasanya masyarakat membuat dan menyajikan ketupat lengkap dengan sayur, sambal goreng, dan bubuk kedelai. Makanan-makanan itu disajikan tidak hanya di rumah, tetapi terkadang juga di halaman rumah warga.
Ketupat memiliki filosofi mendalam. Untuk masyarakat Jawa, ketupat biasanya disebut sebagai kupat. Beberapa kalangan meyakini, bahwa istilah kupat ini memiliki arti “ngaku lepat” atau merasa/mengaku bersalah atas dosa-dosa kepada Allah Swt.
Kupat juga bisa diartikan dengan laku papat, yang berarti empat perbuatan, baik lahir maupun batin. Laku papat berdasarkan lahir ialah takbir, zakat, Sholat Ied, dan silaturahmi. Adapun berdasarkan batin, terdapat empat istilah yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan.
Filosofi kupat juga melekat pada janur, yang dijadikan bahan utama membuat ketupat. Janur itu diyakini merupakan singkatan dari jatining nur atau cahaya sejati.
Ketupat merupakan janur berbentuk persegi empat. Di masyarkat Jawa ada filosofi kiblat papat limo pancer. Empat penjuru, yang kelima poros. Bahwa manusia hidup berputar dan bergerak ke mana pun, diharapkan tidak lupa pada poros yang di tengah yaitu Allah Swt. Ketupat dianyam yang merupakan simbol kerekatan sosial yang harus saling mendukung.
Penulis: Umu Hana Amini
Editor: Dicky Setyawan & Yantina Debora