tirto.id - Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD) adalah perayaan global yang didedikasikan untuk menghormati pencapaian kaum perempuan di berbagai bidang. Semisal sosial, ekonomi, budaya, hingga politik. Kapan peringatan Hari Perempuan Internasional dan apa tema 2025?
Perayaan Hari Perempuan Internasional juga menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran terhadap tantangan yang masih dihadapi perempuan di seluruh dunia. Di antaranya mencakup ketidaksetaraan gender, kekerasan, dan minimnya representasi dalam posisi kepemimpinan.
IWD diperingati setiap tahun. Peringatan bermula dari gerakan buruh pada awal abad ke-20 di Amerika Utara dan Eropa. Hari Perempuan Internasional menjelma menjadi agenda global untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan sejak diakui PBB pada 1975.
Perayaan Hari Perempuan Internasional tidak hanya memperingati pencapaian perempuan, tetapi juga menyerukan tindakan nyata untuk mengatasi ketidaksetaraan dan diskriminasi yang masih dihadapi perempuan.
Sejarah Singkat dan Latar Belakang
Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tanggal 8 Maret. International Women's Day memiliki akar sejarah yang panjang dan kompleks.
Pada masa awal abad ke-20, dunia industri mengalami pertumbuhan pesat. Namun, diwarnai ketidaksetaraan dan penindasan terhadap perempuan. Gelombang protes dan tuntutan hak-hak perempuan mulai bermunculan, terutama di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Sebanyak 15.000 perempuan berbaris di New York City pada tahun 1908. Mereka menuntut jam kerja yang lebih pendek, upah yang lebih baik, dan hak suara. Kemudian, Partai Sosialis Amerika mendeklarasikan Hari Perempuan Nasional pertama pada tahun 1909 hingga diperingati setiap tanggal 28 Februari.
Momentum penting lain terjadi pada tahun 1910. Konferensi Perempuan Pekerja Internasional kedua diadakan di Kopenhagen, Denmark. Clara Zetkin, seorang pemimpin gerakan perempuan dari Jerman, mengusulkan ide Hari Perempuan Internasional.
Usulan disambut dengan antusias oleh lebih dari 100 perempuan dari 17 negara. Mereka mewakili serikat pekerja, partai sosialis, dan organisasi perempuan lain. Peserta sepakat untuk merayakan Hari Perempuan Internasional setiap tahun demi memperjuangkan tuntutan.
Berlanjut pada 1911, International Women's Day (IWD) pertama kali dirayakan di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss. Peristiwa ini dihadiri lebih dari satu juta orang. Mereka berpartisipasi dalam demonstrasi dan menuntut hak-hak perempuan.
Kejadian lain yang turut menjadi pendorong gerakan perempuan adalah kebakaran pabrik Triangle di New York, 25 Maret 1911. Tragedi ini menewaskan lebih dari 140 pekerja perempuan. Mayoritas korban adalah imigran Italia dan Yahudi.
Peristiwa ini menyoroti kondisi kerja yang buruk dan perlu dibikin undang-undang perburuhan yang lebih baik. Pada tahun-tahun berikutnya, IWD terus berkembang dan menjadi platform untuk menyuarakan tuntutan perempuan di seluruh dunia.
Sekitar 1913-1914, perempuan Rusia merayakan IWD pertama pada tanggal 23 Februari. Kemudian disesuaikan menjadi 8 Maret sesuai dengan kalender Gregorian.
Demonstrasi perempuan Rusia pada tahun 1917 menuntut "Roti dan Perdamaian" hingga memicu Revolusi Februari. Hasilnya adalah pemberian hak suara kepada perempuan.
Pengakuan resmi Hari Perempuan Internasional oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1975 semakin memperkuat posisi sebagai hari peringatan global.
Sejak saat itu, PBB terus memberikan advokasi kesetaraan gender dan hak-hak perempuan melalui berbagai tema dan kampanye IWD. Platform internationalwomensday.com diluncurkan tahun 2001 dan turut menghidupkan kembali semangat IWD serta mendorong partisipasi massal.
Situs web menyediakan sumber daya dan panduan bagi organisasi dan individu yang ingin merayakan IWD dan mengadvokasi kesetaraan gender. Hingga kini, IWD terus menjadi momentum penting untuk merayakan pencapaian perempuan dan memperjuangkan kesetaraan di seluruh dunia.
Tema Hari Perempuan Internasional 2025
Pada tahun 2025, tema yang diusung Hari Perempuan Internasional adalah "Untuk SEMUA perempuan dan anak perempuan: Hak. Kesetaraan. Pemberdayaan".
Tema 2025 menekankan pentingnya hak, kesetaraan, dan pemberdayaan bagi semua perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia.
Tema IWD 2025 mengajak semua pihak untuk mengakui dan memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak perempuan. Ini mencakup hak bebas diskriminasi, kekerasan, dan perlakuan tidak adil lainnya.
Kesetaraan gender berarti memberikan perempuan dan anak perempuan kesempatan yang sama untuk berkembang dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat.
Pemberdayaan perempuan dan anak perempuan bermakna memberi sumber daya, dukungan, dan suara untuk membuat keputusan tentang kehidupan mereka sendiri.
Perayaan IWD 2025 adalah kesempatan merenungkan kemajuan yang telah dicapai dalam kesetaraan gender, sekaligus mengakui tantangan yang masih ada.
Tema Hari Perempuan Internasional 2025 turut menjadi kesempatan dalam memperbarui komitmen untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan setara bagi semua perempuan dan anak perempuan.
Penulis: Astam Mulyana
Editor: Beni Jo & Fitra Firdaus