Menuju konten utama
Harkitnas 2023

Kapan Hari Kebangkitan Nasional Mei 2023: Libur Tanggal Merah?

Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) diperingati setiap 20 Mei. Tahun ini Harkitnas jatuh pada hari Sabtu, tanggal 20 Mei 2023. Tanggal merah atau bukan?

Kapan Hari Kebangkitan Nasional Mei 2023: Libur Tanggal Merah?
Kalender Mei. foto/Istockphoto

tirto.id - Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) diperingati setiap 20 Mei. Tahun ini peringatan Harkitnas jatuh pada hari Sabtu, tanggal 20 Mei 2023.

Kendati Harkitnas merupakan peringatan tahunan di Indonesia, Hari Kebangkitan Nasional bukan menjadi hari libur tanggal merah.

Latar belakang peringatan Harkitnas adalah berdirinya organisasi Boedi oetomo (BO). Organisasi yang menyuarakan nasionalisme ini didirikan pada 20 Mei 1908. BO menjadi organisasi pertama di Indonesia yang modern dan bersifat nasional.

Kiprah BO memang berawal di tahun 1908. Namun, mengutip laman Kemenpanrb, peringatan Harkitnas baru dilakukan setelah ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada 20 Mei 1948. Lahirnya BO dinilai menjadi simbol kebangkitan nasional Indonesia untuk bergerak melawan penjajah.

Peringatan Harkitnas 2023 telah menginjak usia ke-115 tahun. Tema yang diangkat pada peringatan tahun ini belum dirilis. Sebagai pengingat, tahun 2022 lalu, Harkitnas mengambil tema "Ayo Bangit Bersama" yang menjadi penyemangat bagi bangsa Indonesia agar kembali bangkit dari cobaan pandemi Covid-19 lebih dari dua tahun lamanya.

Sejarah Boedi Oetomo dan Kiprahnya

Organisasi Boedi Oetomo didirikan dengan cita-cita luhur, yaitu meningkatkan martabat rakyat dan bangsa Indonesia. Gagasan pendirian BO disampaikan oleh dr. Wahidin Sudirohusodo. Dirinya melihat dampak yang dialami bangsa Indonesia akibat penjajahan kolonial Belanda luar biasa dan tingkat pendidikan rakyat sangat rendah.

Keprihatinan Wahidin mendapat respons positif dari dr. Soetomo dan para mahasiswa School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA). Teman sekelas Soetomo, Soeradji, memberikan usulan sebutan "Boedi Oetomo" sebagai nama organisasi. Nama ini muncul dalam pikiran Soeradji sewaktu Wahidin berpamitan untuk melanjutkan perjalanan ke Banten.

Imam Supardi dalam Dr. Soetomo: Riwayat Hidup dan Perjuangannya (1951: 28) menyebutkan, Soetomo setuju dengan usulan nama tersebut. Akhirnya, Soetomo mendirikan organiasai Boedi Oetomo pada 8 Mei 1908 dengan dibantu teman-temannya.

Mengutip laman SMAN 13 Semarang, BO akhirnya menjadi organisasi yang mempelopori perjuangan melawan penjajah dalam bingkai nasionalisme. Kala itu perjuangan rakyat masih bersifat kedaerahan. Di sisi lain, perjuangan mulai melebarkan sayap yang semula hanya perlawanan fisik menuju perang pemikiran.

Keanggotaan BO mulanya terbatas pada orang-orang Jawa dan Madura. Dalam perkembangannya, anggota merembet sampai ke Bali. Salah satu sisi menarik dalam keanggotaan ini yaitu tidak ada pembatasan pada keturunan tertentu, jenis kelamin, atau agama sehingga lebih mudah diterima.

Alhasil BO pun berkembang pesat meski usia berdirinya kurang dari setahun. Alih-ali melarang, Gubernur Jenderal Joannes Benedictus van Heutsz saat itu turut mengakui BO. BO juga memiliki hak sama untuk berdiri di hadapan pengadilan Hindia Belanda sejajar warga sipil Eropa.

BO menyelenggarakan kongres pertama di Yogyakarta pada Oktober 1908. Kala itu anggotanya telah mencapai 1.200 orang. BO lantas mulai menerima anggota dari masyarakat biasa pada 1920 dan menjadikannya organisasi pergerakan rakyat.

Baca juga artikel terkait HARI KEBANGKITAN NASIONAL atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani