tirto.id - Kapan Finalissima, pertarungan antara juara Copa America dan EURO digelar? Laga yang mempertemukan Argentina vs Spanyol ini diisukan bakal dimainkan pada akhir Maret 2026. Apakah dalam duel ini bakal ada perjumpaan Lionel Messi vs Lamine Yamal?
Finalissima, atau disebut pula CONMEBOL-UEFA Cup of Champions, bukanlah turnamen reguler. Turnamen ini baru diadakan sebanyak 3 kali. Yang pertama pada 1985 dengan nama Artemio Franchi Cup. Ini diikuti dengan turnamen edisi kedua pada 1993. Berikutnya, setelah vakum selama 29 tahun, turnamen ini diluncurkan kembali pada 2022 dengan nama Finalissima.
Setelah kesuksesan Finalissima 2022 yang mempertemukan Argentina, juara Copa America 2021, dengan Italia, juara EURO 2021, Finalissima edisi berikutnya siap digelar. Awalnya, muncul wacana bahwa turnamen ini akan berlangsung pada 2025. Namun, dikutip dari MARCA, saat ini jadwal Finalissima mengerucut pada Maret 2026, yang bertepatan dengan jeda internasional.
Duel Spanyol, sang jawara EURO 2024, melawan Argentina, pemenang Copa America 2024, dipastikan sengit. Bukan cuma karena kedua negara adalah kampiun di konfederasi masing-masing. Finalissima ini ibarat simbolisasi peralihan era, dari seorang maestro ke sang penerus.
Di kubu Argentina, ada Lionel Messi yang akan mencapai Piala Dunia terakhirnya pada edisi Juni 2026. Sementara itu, di kubu Spanyol, ada Lamine Yamal, sang bocah berusia 17 tahun, yang disebut-sebut sebagai titisan La Pulga. Finalissima akan menjadi pemanasan yang apik bagi Yamal, yang akan menjalani debut Piala Dunia di edisi 2026.
Kapan Finalissima Spanyol vs Argentina?
Laga Finalissima 2022 yang mempertemukan Inggris sang juara EURO 2020 dengan Argentina, kampiun Copa America 2021, dimainkan di Stadion Wembley, London, Inggris. Dalam laga ini, La Albiceleste menang 3-0.
Dalam finalissima kali ini, Argentina tetap datang sebagai pemenang Copa America, mengingat keberhasilan Lionel Messi dan kolega juara turnamen itu secara back to back pada 2021 dan 2024. Oleh karenanya, La Albiceleste punya status ganda. Bukan cuma juara Copa America, tetapi juga jawara bertahan Finalissima.
Dengan tampil di Finalissima 2026, Argentina tercatat jadi negara terbanyak berlaga di turnamen ini, sebanyak 3 kali. Hanya sekali Finalissima tidak melibatkan La Albiceleste, yaitu pada 1985, ketika CONMEBOL diwakili oleh Uruguay.
Sebaliknya, UEFA selalu menyuguhkan negara yang berbeda dalam 4 edisi Finalissima, dimulai dari Prancis pada 1985, Denmark pada 1993, Italia pada 2022, dan Spanyol pada tahun depan.
Dilaporkan oleh MARCA pada Jumat (16/5), telah terjadi rapat kerja antara presiden Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol (RFEF) dan Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) di markas besar CONMEBOL. Ini merupakan langkah maju dalam penyelenggaraan Finalissima.
Rafael Louzán (RFEF) dan Claudio Tapia (AFA) didampingi oleh wakil sekretatis jenderal (Wasekjen) UEFA, Giorgio Marchetti, juga sekretaris jenderal (Sekjen) CONMEBOL, José Manuel Astigarraga. Keempat nama ini mengonsolidasikan posisi mereka dalam mencari tanggal dan tempat untuk Finalissima.
Semua sepakat bahwa laga Argentina vs Spanyol akan dimainkan pada jeda laga internasional FIFA pada Maret 2026, antara tanggal 23 dan 31.
Kendala yang saat ini masih dibicarakan adalah perjalanan panjang pemain Spanyol ke Amerika Selatan. Namun, tempat pastinya belum dipastikan. Hal-hal lain yang juga dibahas adalah tanggung jawab organisasi, perencanaan logistik, hingga dan tanggal pertandingan tentatif.
Jadwal Finalissima, Adu Lamine Yamal vs Lionel Messi?
Dalam Finalissima 2026 akan ada pertemuan Lionel Messi vs Lamine Yamal. Messi, yang tahun depan bakal berusia 38 tahun, adalah salah satu pemain dengan gelar paling lengkap dalam sejarah. Total, La Pulga memiliki 45 trofi kolektif, terbanyak yang pernah dimiliki semua pesepakbola profesional.
Sementara itu, Spanyol datang membawa talenta muda yang sedang melejit, Lamine Yamal. Winger 17 tahun ini mencuri perhatian publik sejak memecahkan rekor dribel milik Messi dalam laga kontra Alavés, 2 Februari lalu. Tak berhenti di situ, ia menandai penampilan ke-100 bersama Barcelona dengan gol krusial di semifinal Liga Champions melawan Inter Milan.
Pelatih Inter, Simone Inzaghi, bahkan menjulukinya “fenomena langka yang hanya muncul tiap setengah abad”. Aksi gemilangnya juga berlanjut di El Clásico, kala ia mencetak gol penting dalam kemenangan dramatis 4-3 atas Real Madrid, menjadi kunci Barcelona meraih gelar La Liga.
Finalissima menampilkan konfrontasi antara legenda yang masih aktif bermain dan sosok muda yang disebut-sebut bakal menjadi ikon baru sepak bola dunia. Dunia pun menanti dengan antusias: akankah Messi menutup karir internasionalnya dengan satu mahakarya lagi, atau justru Yamal mencuri panggung sebagai titisan kejayaan baru?
Penulis: Satrio Dwi Haryono
Editor: Fitra Firdaus