Menuju konten utama

Kadin Imbau Pemilik Truk Mulai Beroperasi 3 Juli

Kadin mengimbau para pemilik truk agar mulai beroperasi pada 3 Juli 2017 agar menghindari kemacetan di beberapa simpul jalan yang sering dilalui pemudik.

Kadin Imbau Pemilik Truk Mulai Beroperasi 3 Juli
Ilustrasi truk. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman.

tirto.id - Meskipun keputusan pemerintah pemberlakuan pembatasan operasional kendaraan angkutan barang menggunakan truk berakhir 29 Juni (H+3), namun Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengimbau pemilik truk agar mulai beroperasi pada H+7 atau 3 Juli 2017.

"Kami melihat jika pembatasan tersebut sampai H+4 maka akan bersamaan dengan perjalanan balik saudara-saudara kita dari kampung halamannya menuju Jakarta, dan hal ini diperediksi akan menimbulkan kemacetan di beberapa simpul-jalan yang biasa dilalui oleh para pemudik," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Perhubungan, Carmelita Hartoto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu (28/6/2017).

Menurut Carmelita Hartoto, langkah Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang melakukan pembatasan operasional mobil barang pada masa mudik hingga balik Lebaran memang merupakan terobosan yang perlu diaperesiasi.

Karena hal tersebut tidak hanya melibatkan satu lembaga pemerintah, terlebih lagi hal itu juga dapat mengurangi tingkat kepadatan pada jalur utama yang biasa dilalui oleh para pemudik.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan dan Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Darat, pemberlakuan pembatasan operasional kendaraan angkutan barang yang menggunakan truk yang akan berakhir pada tanggal 29 Juni (H+3) mendatang.

Namun, ditegaskan, melihat masih banyak pemudik yang kembali ke Jakarta dari kampung halaman, dirinya mengimbau para pemilik truk agar mau beroperasi kembali usai rangkaian pemudik balik ke tempat asalnya.

Carmelita menambahkan untuk membantu kelancaran saat arus balik mendatang dirinya mengimbau dan sangat mengharapkan para pemilik truk beserta organisasi yang menaunginya seperti Organda (Organisasi Pengusaha Angkutan Darat) dan Aptrindo (Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia) mau beroperasi kembali pada H+7 atau pada 3 Juli mendatang.

Imbauan ini disampaikan agar tidak terjadi kembali macet parah pada saat arus balik, karena bertambahnya volume kendararan di jalan dengan bertemunya antara pemudik yang akan kembali ke Jakarta dengan mobil barang dengan berat melebihi 14.000 kilogram, mobil barang lebih dari sumbu tiga atau lebih, dan mobil barang dengan kereta tempelan atau kereta gandengan.

"Pada Senin (3/7/2017), para pemudik sudah kembali ke Jakarta dan kendaraan pemudik diprediksi tidak akan berpapasan atau bersama dengan mobil-mobil besar tersebut," kata wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (Insa) ini.

Pemerintah melalui Kemenhub telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan dan Surat Keputusan Dirjen Perhubungan tahun 2017, pembatasan operasional ketiga jenis mobil barang tersebut diberlakukan mulai 21 Juni 2017 atau H-4 pukul 00.00 WIB, sampai dengan 29 Juni 2017 atau H+3 pukul 24.00 WIB.

Pembatasan Operasional mobil barang pada masa mudik lebaran 2017 tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 tentang Pengaturan Lalu Lintas Melalui Pembatasan Operasional Kendaraan Bermotor yang diterbitkan pada 16 Mei 2017, dan dijabarkan lebih rinci melalui Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Darat SK. 2717/AJ.201/DRJD/2017 yang diterbitkan pada 31 Mei 2017.

Aturan pembatasan operasional mobil barang tersebut tidak berlaku bagi mobil barang pengangkut BBM, Bahan Bakar Gas (BBG), ternak, hantaran pos, sembako (beras, sagu, jagung, gula pasir, sayur, buah-buahan, daging, ikan, minyak goreng, margarin, susu, telur, garam), dan mobil barang pengangkut sepeda motor mudik gratis lebaran.

Peraturan tersebut diberlakukan dengan tujuan untuk menjamin keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan pada masa Lebaran 2017.

Baca juga artikel terkait ARUS BALIK atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yandri Daniel Damaledo
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo