Menuju konten utama

Kabut Asap di Riau Menebal, Jarak Pandang Makin Turun

Menebalnya kabut asap hasil kebakaran hutan dan lahan (karhatula) membuat jarak pandang mata di Provinsi Riau makin menurun. Badan Meteorologi, Klimatologi, da Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menjelaskan hari ini jarak pandang pukul 07.00 WIB terpantau di Kota Dumai hanya 1 km.

Kabut Asap di Riau Menebal, Jarak Pandang Makin Turun
Kepulan asap membumbung di areal hutan dan lahan yang terbakar di Desa Medang Kampai, Dumai, Riau, Senin (9/8). ANTARA FOTO/Rony Muharrman.

tirto.id - Menebalnya kabut asap hasil kebakaran hutan dan lahan (karhatula) di Provinsi Riau membuat jarak pandang mata makin menurun. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menjelaskan hari ini jarak pandang pukul 07.00 WIB terpantau di Kota Dumai hanya 1 km, di Kota Pekanbaru 2,1 km, Rengat di Kabupaten Indragiri Hulu sejauh 5 km dan Pangkalan Kerinci di Kabupaten Pelalawan mencapai 6 km.

Kondisi hari ini lebih parah dari hari Sabtu kemarin (27/8/2016) saat jarak pandang di Kota Dumai sejauh 1,5 km, di Kota Pekanbaru 2,5 km dan Pangkalan Kerinci 7 km. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Provinsi Riau, Slamet Riyadi mengatakan di Dumai dan Pekanbaru jarak pandang terganggu terutama di pagi hari.

"Bila kondisi cuaca normal, maka jarak pandang pada berbagai wilayah di Riau, terutama pukul 07.00 bisa lebih dari 5 km, seperti Jumat (26/8/2016) rata-rata 6 km," kata Slamet, Minggu (28/8/2016).

Slamet mengatakan, kondisi jarak pandang sempat turun tersebut lazimnya setelah waktu jelang tengah hari atau menunjukan jam 12.00 WIB, maka kabut asap mulai menipis dan hilang. "Ini terjadi karena bercampurnya partikel-partikel air yang sangat kecil, terutama terjadi di waktu dini hari atau kita sebut embun, dengan asap diduga dari karhutla pada waktu malam hari," imbuhnya.

Adapun data dari Satuan Tugas (Satgas) Siaga Darurat Kahutla Riau menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi polutan mencapai 475 atau setara Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) 369, yang artinya kondisi udara sangat berbahaya akibat tercemar asap.

Sementara itu, kabut asap juga mengganggu jarak pandang di Bandar Udara (Bandara) Pinang Kampai hingga membuat pesawat Pelita Air rute Jakarta-Dumai terpaksa mengalihkan jalur penerbangan pada Minggu (28/8/2016). Pelita Air jenis ATR 72 itu melakukan pengalihan penerbangan (divert) ke Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II di Kota Pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau.

"Pelita Air divert ke Pekanbaru karena tidak bisa mendarat di Dumai diakibatkan asap," kata Airport Duty Manager Bandara SSK II, Bambang. Ia mengatakan pesawat Pelita Air itu mendarat di Bandara Pekanbaru pada pukul 09.30 WIB.

Sejauh ini, menurut dia, penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru masih normal, meski udara diselimuti asap tipis. Jarak pandang pada pagi hari sempat mencapai 1.800 meter, namun berangsur membaik pada pukul 10.00 WIB mencapai 5.000 meter.

Baca juga artikel terkait KABUT ASAP

tirto.id - Hard news
Sumber: Antara
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan