tirto.id - Google akan menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi fenomena hoaks di masa Pemilu 2024. Country Marketing Manager Google Indonesia, Muriel Makarim, menjelaskan, salah satunya yaitu dengan fitur fact-checking. Melalui fitur tersebut pengguna Google dapat memverifikasi informasi apakah benar atau hoaks.
“Kita bisa melihat bahwa interest daripada masyarakat Indonesia terhadap contohnya topik yang berhubungan dengan fact checking atau topik dengan fake news itu meningkat drastis dari 10 tahun terakhir,” kata Muriel Makarim di Pacific Century Place, Jakarta Selatan, Rabu (31/1/2024).
Muriel menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk melawan misinformasi selama masa Pemilu. Lembaga yang mitra Google yaitu KPU RI, Bawaslu RI, Kominfo, CekFakta, Mafindo, Bijak Memilih, Safer Internet Lab (SAIL), Think Policy dan sejumlah lembaga lainnya.
"Tiga hal yang menjadi fokus Google: Menyajikan informasi yang dapat diandalkan di platform, membekali masyarakat dengan literasi media digital untuk menghindari misinformasi, dan memberdayakan mitra ekosistem agar siap menghadapi pemilu," kata dia.
Inisiatif edukasi prebunking, #RecheckSebelumKeGocek oleh Jigsaw berhasil menjangkau 57 juta masyarakat Indonesia, dimana 74% diantaranya adalah kelompok usia Gen Z dan Millennials. Muriel menyebut 74 persen di antaranya adalah kelompok usia Gen Z dan milenial.
Sebagai bentuk pendekatan dalam penanganan merebaknya kabar hoaks, Google juga meluncurkan #RecheckSebelumKegocek untuk membantu masyarakat Indonesia lebih dapat mendeteksi misinformasi.
"Menariknya, Gen Z yang menonton video dari inisiatif ini dapat lebih mengenali manipulasi gambar dan video, dibandingkan oleh mereka yg tidak menonton," kata Muriel.
Selain melalui fitur yang diciptakan, Google juga mendorong pertumbuhan literasi digital bagi masyarakat. Menurutnya, perkembangan misinformasi terkait Pemilu akan semakin menyebar bila tidak dihadang dengan edukasi bagi pengguna internet.
"Namun, penting untuk disadari bahwa menciptakan lingkungan online yang aman adalah tanggung jawab bersama. Kami mengapresiasi kolaborasi yang baik dari berbagai mitra untuk terus bersama memerangi misinformasi, memastikan bahwa masyarakat Indonesia mendapatkan akses informasi kredibel yang tepat waktu, mewujudkan lingkungan online yang inklusif dan aman untuk semua,” kata Muriel.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Intan Umbari Prihatin