tirto.id - Dua ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta pada Rabu (24/5/2017) menewaskan lima orang dan melukai sebelas orang menurut Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Umar Shahab.
"Dari 16 korban itu, kami sangat menyesal ada sembilan anggota Polri dan tujuh masyarakat umum," kata Umar di Rumah Sakit Premiere Jatinegara, Jakarta, Kamis (25/5/2017), sebagaimana diberitakan Antara.
Akibat ledakan di Kampung Melayu tersebut tiga anggota Polri meninggal dunia dan enam orang lainnya menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Premiere Jatinegara dan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto (RS Polri).
Sementara di antara tujuh warga sipil yang menjadi korban, ada dua yang meninggal dunia, diduga pelaku bom bunuh diri, dan sisanya terluka.
"Ada dua Mr.X itu diduga sebagai pelaku. Kondisinya ada yang utuh dan ada yang tidak utuh," ujar Umar.
Sementara, lima warga sipil yang terluka dan menjalani perawatan di rumah sakit saat ini kondisinya mulai membaik.
"Mungkin dalam satu dua hari ini bisa kembali pulang," kata Umar.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto hari ini, Kamis (25/5/2017) menyampaikan data korban yang tewas dan terluka akibat dua ledakan bom di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam.
Korban meninggal yaitu Bripda Taufan Tsunami yang sudah dimakamkan di Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Kemudian, Bripda Ridho Setiawan, yang akan dimakamkan di Lampung. Selanjutnya, Bripda Imam Gilang Adinata, yang sudah dimakamkan di Klaten.
Korban luka terdiri dari sebelas orang, enam polisi dan lima warga sipil, yaitu Bripda Ferri Nurcahya (polisi), Bripda Yogi Aryo (polisi), Bripda M Fauzi (polisi), Bripda M Al Agung Pangestu (polisi), Bripda Syukron (polisi), Bripda Pandu Dwi Laksono (polisi), Agung (supir Kopaja), Damai (supir mikrolet), Tasbik (karyawan BUMN), Susi A Fitriyani (mahasiswi), dan Jihan (mahasiswi).
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra