tirto.id - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi baru saja meluncurkan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Edisi V.
EYD V merupakan pembaruan dari edisi keempat yang sebelumnya bernama Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang diresmikan melalui SK Kepala Badan Bahasa Kemdikbud Republik Indonesia Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 Tentang Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
Dengan SK tersebut, maka secara resmi SK Kepala Badan Bahasa Kemdikbudristek Nomor 0321/I/BS.00.00/2021 tentang PUEBI dicabut dan sudah tidak berlaku.
Peluncuran EYD V ini dilakukan sebagai bentuk komitmen Badan Bahasa terhadap kebutuhan masyarakat dan berkembangnya bahasa Indonesia tulis seiring zaman.
Kepala Badan Bahasa, E Aminudin Aziz mengatakan bahwa fenomena kebahasaan yang timbul akibat kontak bahasa yang intens memerlukan penanganan yang lebih sistematis, adaptif, responsif, dan akomodatif.
Salah satu upaya Badan Bahasa untuk menangani hal tersebut adalah dengan menyediakan sistem ejaan yang mengatur penggunaan bahasa sehingga baik, tepat, dan pantas.
Berapa Jumlah Huruf Konsonan dan Vokal dalam EYD V?
Jumlah huruf konsonan dalam EYD V ini sebanyak 21 huruf, sementara huruf vokal sebanyak 6 huruf. Salah satu perubahan pada EYD V dengan edisi sebelumnya adalah penulisan tanda diakritik pada huruf vokal e.
Dalam EYD V huruf e dapat diberi tanda diakritik menjadi (ê) untuk melafalkan bunyi [ə].
Contoh perbedaannya dalam penggunaan kata adalah sebagai berikut:
- Kami menonton film seri
- Pertandingan itu berakhir seri [sêri]
- Seret saja barang itu jika berat!
- Makanan ini membuat kerongkonganku seret [sêrêt]
Dalam dua contoh kalimat tersebut terdapat kata yang sama yaitu seri dan seret. Namun secara konteks, dua kata tersebut memiliki makna dan pelafalan yang berbeda. Perbedaan tersebut tidak tergambar dengan jelas sebelumnya dalam PUEBI Edisi ke-4.
Dalam EYD V ini kita bisa membedakan mana kata seri yang bermakna 'rangkaian' dan kata seri yang bermakna 'imbang' serta bagaimana cara melafalkannya. Begitu pun dengan contoh kata seret.
Selain penambahan diakritik pada huruf vokal e, EYD V juga menambahkan monoftong yang dilambangkan dengan gabungan huruf vokal eu dan dilafalkan [ɘ].
Contoh penggunaan monoftong tersebut adalah dalam kata ‘eurih’, seudati’, dan, ‘sadeu’.
Bagi yang ingin mempelajari lebih lanjut, EYD Edisi V ini bisa diakses melalui tautan https://ejaan.kemdikbud.go.id/
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Alexander Haryanto