tirto.id - Presiden Joko Widodo menegaskan tidak akan mengirimkan bantuan senjata kepada Ukraina yang saat ini sedang mengalami gejolak perang akibat serangan dari Rusia. Menurut Jokowi hal itu dilakukan sesuai dengan amanah Undang-Undang 1945 mengenai prinsip politik luar negeri Indonesia.
“Saya menegaskan bahwa sesuai dengan amanat konstitusi Indonesia dan prinsip politik luar negeri Indonesia melarang pemberian bantuan persenjataan kepada negara lain," kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers pada Jumat (29/4/2022).
Meski demikian dalam perbincangannya dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dirinya menjanjikan akan memberikan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan.
“Namun saya menyampaikan kesiapan Indonesia untuk memberikan bantuan kemanusiaan,” kata Jokowi.
Sebagai tuan rumah dalam acara G20, Presiden Jokowi juga berharap akan adanya solusi bagi kedua belah pihak yang sedang bertikai. Sehingga nantinya ada perundingan untuk menghentikan perang.
“Saya sampaikan mengenai harapan agar perang dapat segera dihentikan dan solusi damai melalui perundingan dapat dikedepankan. Kita paham bahwa G20 memiliki peran sebagai katalisator dalam pemulihan ekonomi dunia dan kalau kita bicara mengenai pemulihan ekonomi dunia maka terdapat dua hal besar yang mempengaruhi saat ini yaitu yang pertama pandemi COVID-19 dan yang kedua perang di Ukraina," jelasnya.
Selain berkomunikasi dengan Ukraina, Presiden Jokowi juga berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Keduanya membicarakan informasi terbaru mengenai kondisi konflik Rusia dan Ukraina serta upaya negosiasi yang sekiranya bisa dicapai.
"Saya juga menekankan agar solusi damai dapat terus dikedepankan dan Indonesia siap berkontribusi untuk upaya damai tersebut," terangnya.
Dalam sambungan teleponnya bersama Putin, Presiden Jokowi memastikan Rusia akan hadir di undangan KTT G20.
"Dalam kesempatan tersebut Presiden Putin menyampaikan terima kasih atas undangan KTT G20 dan beliau menyatakan akan hadir," ungkapnya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz