tirto.id - Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Presiden Jokowi menargetkan Indonesia bisa membuat vaksin COVID-19 sendiri. Pemerintah ingin vaksin sendiri bisa diproduksi paling lambat akhir tahun 2020.
"Terkait vaksin, Indonesia harus mandiri. Target Indonesia bisa memproduksi akhir tahun ini," kata Muhadjir usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi secara daring, Kamis (4/6/2020).
Demi memenuhi target tersebut, kata Muhadjir, Presiden Jokowi menginstruksikan kepada peneliti Indonesia untuk menemukan vaksin sendiri. Ia mengatakan, setidaknya ada 147 pihak yang tengah mencari vaksin.
Namun, Presiden khawatir Indonesia tidak akan kebagian vaksin Covid-19 di masa depan sehingga Indonesia perlu membuat vaksin sendiri.
"Mereka [pihak dan negara lain] nanti pertama-tama akan digunakan untuk kebutuhan sendiri sementara kita punya 270 juta warga sehingga mau tidak mau tidak mungkin mengandalkan impor jadi harus siap siap melakukan riset vaksin untuk Indonesia sendiri," kata Muhadjir.
Selain itu, Muhadjir mengatakan, pemerintah juga mempertimbangkan untuk membangun industri dan materi untuk keperluan polymerease chain reaction (PCR) seperti cotton swab, vial transport medium.
Saat ini, ada puluhan alat test dengan berbagai merek. Presiden ingin ada penyederhanaan jumlah agar tidak terjadi kesemrawutan dalam penanganan COVID-19 yang justru malah menjadi hambatan baru.
"Presiden meminta untuk disederhanakan jumlahnya [mereknya] agar ketika tidak semrawut. Karena seperti kita ketahui ada sering sekali medium pengangkut virus dengan reagen ekstraksi tidak matching karena mereknya beda, sehingga menghambat pelaksanaan di lapangan," kata Muhadjir.
Oleh karena itu, pemerintah mendorong agar Indonesia membuat PCR sendiri dan diproduksi mandiri agar tidak ketergantungan impor. Namun, Indonesia masih ada kendala dalam membuat PCR sendiri karena ada beberapa komponen yang belum terpenuhi.
"Ada satu hal yang harus diselesaikan Pak Menristek yaitu alat pengambilan sampel hidung dan tenggorokan belum produksi padahal PCR-nya sudah bisa, karena itu tadi Bapak Presiden meminta itu untuk dipenuhi sehingga kita tidak lama kita bisa menggunakan PCR dalam negeri sendiri yang kualitasnya sudah teruji secara medis," kata Muhadjir.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri