tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menambah anggaran subsidi pupuk sebesar Rp14 triliun. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menuturkan bantuan tersebut akan diberikan kepada 2,5 juta petani di Tanah Air.
“Pertama subsidi pupuk itu penting karena kita masuk dalam musim tanam dan kemarin dengan dana yang ada Rp26 triliun itu hanya mencakup 5,7 juta petani,” ucap Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (5/2/2024).
“Sehingga kita menambahkan 2,5 [juta] petani. Ini subsidi pupuk enggak boleh terlambat, sehingga presiden sudah sepakat untuk sudah menyetujui untuk ditambahkan subsidi Rp14 triliun,” tambah Airlangga.
Sementara itu, dia mengeklaim akan berkoordinasi dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Tetapi dia enggan membeberkan apakah anggaran tersebut akan disediakan melalui mekanisme automatic adjustment. Untuk diketahui, kebijakan automatic adjustment digunakan sebagai salah satu metode untuk merespons dinamika global, salah satunya terkait intervensi di dalam sektor pangan.
Sebelumnya, dana subsidi pupuk pada 2024 dianggarkan Rp26,68 triliun. Melalui dana itu, diproyeksikan alokasi pupuk bersubsidi yang disalurkan hanya sebanyak 4,8 juta ton.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), Yanti Erma, menuturkan, kebutuhan pupuk urea dan NPK bersubsidi untuk memenuhi petani di Tanah Air sekitar 10,7 juta ton.
“Dengan dana itu, alokasi pupuk bersubsidi yang disalurkan hanya sebanyak 4,8 juta ton. Padahal kebutuhan pupuk urea dan NPK bersubsidi sebanyak 10,7 juta ton,” ucap Yanti dalam acara Transformasi Kebijakan Pupuk Bersubsidi, Sinar Tani di Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin