Menuju konten utama

Jokowi soal Disrupsi Teknologi: Manusia Makhluk Paling Sempurna

Jokowi membantah menakuti publik bila bercerita soal masalah krisis pangan, krisis energi, krisis ekonomi, bahkan disrupsi teknologi.

Jokowi soal Disrupsi Teknologi: Manusia Makhluk Paling Sempurna
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat penyerahan zakat ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (28/3/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai disrupsi teknologi harus dihadapi. Hal yang sama juga pada isu krisis energi hingga krisis pangan. Ia menilai, kecepatan teknologi tidak bisa mengalahkan manusia yang merupakan ciptaan terbaik Tuhan.

Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan pidato dalam Dies Natalis ke-60 Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/9/2023).

Jokowi mengaku kerap mendengar kabar adanya pihak yang menilai dirinya menakuti publik bila bercerita soal masalah krisis pangan, krisis energi, krisis ekonomi, bahkan disrupsi teknologi.

"Banyak yang bilang presiden itu nakut-nakutin saja dan kelihatan presiden itu terlalu khawatir. ndak. Enggak seperti itu. Saya tidak pernah takut dan saya tidak pernah khawatir mengenai yang tadi saya sampaikan mengenai krisis energi, krisis pangan, mengenai disrupsi energi, enggak," kata Jokowi.

Dalam kasus disrupsi teknologi misalnya, Jokowi mengaku tidak khawatir dengan masalah tersebut. Ia beralasan masalah disrupsi teknologi pasti ada dan harus dihadapi, bukan malah takut.

"Kenapa kita harus takut? Kita juga tidak perlu khawatir karena disrupsi teknologi juga tetap datang dan akan datang setiap hari perubahannya begitu sangat cepatnya jadi apa gunanya kita khawatir? Apa gunanya kita takut?" tanya Jokowi.

Kekhawatiran terhadap teknologi ini terlihat kala masalah ketenagakerjaan akan diambil alih oleh mesin

cerdas. Jokowi menekankan publik tidak perlu takut dalam menggunakan teknologi terkini seperti masalah artificial intelligence, internet of things (IoT), robotic system dan teknologi maju.

Ia juga mengaku masalah teknologi menjadi perbincangan serius di pertemuan negara maju seperti KTT G20 hingga KTT ASEAN.

Jokowi menegaskan bahwa teknologi tidak akan bisa menghentikan manusia. Ia beralasan robot hanya punya chip, sementara manusia punya akal dan rasa. Ia yakin ciptaan Tuhan akan lebih baik daripada robot.

"Teknologi tak akan bisa mengalahkan manusia karena mesin cuma punya chip, tapi manusia punya hati, punya rasa. Mesin enggak punya dan saya percaya bahwa ciptaan Allah SWT akan selalu lebih unggul dan lebih mulia," kata Jokowi.

Pada pidatonya, Jokowi juga menilai sebuah inovasi harus bernuansa gila dan di luar logika. Ia pun menilai sebuah inovasi harus bisa berdampak besar dalam situasi global. Hal ini merespons situasi global yang makin sulit akibat beberapa negara mulai menutup keran ekspor pangan, imbas dari perang Rusia dan Ukraina.

"Oleh sebab itu dengan tantangan-tantangan yang ada tadi kita perlu inovasi besar-besaran yang bs menjadi terobosan, yang bisa menjadi langkah besar kita ke depan itu seperti apa untuk menjadikan permasalahan pangan dunia sebagai peluang Indonesia untuk menjadi lumbung pangan," kata Jokowi.

Jokowi menilai, kesulitan-kesulitan itu bisa menjadi momen Indonesia untuk meraup keuntungan dan peluang menyejahterakan warga, terutama petani dan nelayan Indonesia.

Jokowi lantas menyebut sesuatu tidak bisa disebut inovasi jika tidak memuat unsur gila dan bersifat luar biasa. Ia menyinggung bagaimana IPB bisa menciptakan bibit beras yang bisa memproduksi hingga 10-12 ton beras per hektar.

"Menurut saya belum bisa dibilang inovasi jika belum kita ini rada-rada gila gitu, belum bisa dibilang inovasi jika kita belum dibilang out of mind, belum bisa dibilang inovasi jika belum dibilang tidak mungkin. karena inovasi semestinya memang bukan hal yang biasa-biasa saja," kata Jokowi.

"Kalau nanam padi biasanya 1 hektar berapa Pak Mentan rata-rata kita berapa? 5,9 ton. Ada inovasi baru hanya 6. bukan inovasi. Kalau tadi yang dibilang Pak Rektor Prof Arif tadi 10 atau 12 itu baru inovasi," pungkas Jokowi.

Baca juga artikel terkait JOKOWI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto