tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) khawatir dengan pelemahan permintaan domestik atau daya beli masyarakat. Ia menduga, salah satu faktor pemicunya adalah gempuran barang impor di masyarakat.
Oleh karena itu, Jokowi meminta seluruh jajaran Kabinet Indonesia Maju (KIM), baik menteri maupun kepala lembaga, untuk mencari solusi atas pelemahan daya beli masyarakat.
"Betul-betul dilihat kenapa permintaan domestik melemah, bisa karena beban impor bahan baku yang tinggi karena fluktuasi rupiah atau adanya juga serangan produk-produk impor yang masuk ke dalam negara kita," kata Jokowi saat membuka rapat sidang kabinet di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang disiarkan secara langsung di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (12/8/2024).
Jokowi mengajak masyarakat untuk kembali melakukan budaya belanja produk lokal. Mantan Wali Kota Solo ini menjelaskan, belanja produk lokal perlu perlu digaungkan demi melindungi industri dalam negeri di tengah geliat ekspor yang melemah.
"Sehingga penting belanja produk lokal sekali lagi saya tekankan kemudian penggunaan bahan baku lokal dan juga perlindungan terhadap industri dalam negeri kita," kata dia.
Jokowi beralasan ada beberapa penyebab yang membuat nilai ekspor Indonesia kian melemah. Ia menduga pemicu pelemahan terjadi karena gangguan rantai pasok atau ekonomi negara mitra ekonomi Indonesia yang saat ini sedang melemah.
"Mungkin juga karena permintaan dari ekspor atau dari luar negeri melemah ini karena terjadi gangguan rantai pasok atau perlambatan ekonomi terhadap mitra-mitra dagang utama kita," kata dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta seluruh menteri dan jajarannya untuk ikut mencari solusi atas masalah penurunan angka ekspor Indonesia. Salah satu instruksi yang dikeluarkan Jokowi adalah dengan mencari potensi pasar baru untuk ekspor Indonesia.
"Sehingga kita harus bisa mencari pasar non-tradisional dan mencari potensi pasar baru ekspor kita," katanya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan kondisi tren ekonomi dalam sektor manufaktur atau PMI (Purchasing Managers Index) yang mengalami penurunan. Suami Iriana Widodo ini mengatakan bahwa Indonesia memasuki level kontraksi setelah ekspansif selama 34 bulan berturut-turut. Penurunan PMI, kata dia, sudah terjadi sejak 4 bulan terakhir.
“Pada bulan Juli kita masuk ke level kontraksi. Ini agar dilihat betul, diwaspadai betul secara hati-hati,” kata dia.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Andrian Pratama Taher