Menuju konten utama

Jokowi: Saat Ini Momentum untuk Investasi, Tunggu Apalagi?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau agar momentum terkait iklim investasi di Indonesia saat ini dapat dimanfaatkan dengan baik.

Jokowi: Saat Ini Momentum untuk Investasi, Tunggu Apalagi?
Presiden Joko Widodo. ANTARA FOTO/Setpres.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau agar momentum terkait iklim investasi di Indonesia saat ini dapat dimanfaatkan dengan baik. Menurut Jokowi, investor tidak seharusnya memilih opsi wait and see untuk bisa berinvestasi di Indonesia.

“Apanya yang di-wait? Apanya yang di-see lagi? Heran saya. Kita harus manfaatkan momentum investasi yang ada supaya nggak lagi ada wait and see,” ujar Jokowi di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pada Senin (31/8/2017) pagi.

Adapun momentum yang dimaksud Jokowi itu ialah predikat layak investasi seperti yang telah disematkan lembaga pemeringkat kredit Standard & Poor’s (S&P). “Kenapa sudah lupa bahwa kita ini investment grade? Jadi tunggu apalagi?” ucap Jokowi.

“Sekarang kita punya banyak momentum, tapi kita ini senangnya yang kayak Saracen gitu,” tambah Jokowi.

Selain predikat dari S&P, Jokowi juga sempat menyinggung tentang Indonesia yang mengalami kenaikan dari posisi 8 ke posisi 4 sebagai negara tujuan investasi menurut United Nations Conference on Trade and Development (UNCTD).

“Ini momentum yang menurut saya harus dimanfaatkan dengan baik oleh negara, BUMN, dan swasta,” ucap Jokowi.

Tak hanya itu, Jokowi pun menyebut bahwa Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunnya dalam indeks kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EODB). Di tahun ini, peringkat kemudahan berusaha Indonesia berada di posisi 91. Sementara pada 2015 dan 2016, berturut-turut Indonesia ada di urutan 114 dan 109.

“Ini akan terus diperbaiki, karena target saya kita ada di peringkat 40. Itu jangan ditawar,” ungkap Jokowi.

Masih dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga menyinggung peringkat yang diperoleh Indonesia dalam aspek lainnya. Contohnya seperti survei kepercayaan masyarakat kepada pemerintahnya yang dilakukan OECD (The Organization for Economic Co-operation and Development).

“Survei tersebut bukan main-main. Nomor satunya Indonesia, padahal biasanya Swiss. Kok masih ada yang pesimis? Apa lagi yang dicari lagi?” kata Jokowi lagi.

Pengendalian terhadap inflasi yang berada di angka 3,02 persen serta temuan dari Bank Indonesia terkait suku bunga acuan maupun suku bunga kebijakan baru yang bertengger di angka 4,5 persen, dinilai Jokowi sebagai nilai tambah.

Oleh karena itu, Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya akan secara tegas menindak segala bentuk ketidakpastian dari segi regulasi.

“Kalau ada peraturan menteri yang sebabkan ketidakpastian, cabut. Kalau ada ketidakpastian dalam perizinan usaha, juga cabut. Nggak benar ini,” ucap Jokowi.

“Jangan sampai momentum lewat, dan kita tidak dapat apa-apa dari momentum ini. Saya akui, masih banyak yang harus kita benahi,” tambah Jokowi.

Baca juga artikel terkait INVESTASI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri